Kamis, 20 Juni 2013

KELAHIRAN PUTRI KECIL MARK



Aku hanya sekedar iseng aja, tidak ikut lomba dari fp manapun. Aku berharap kalian suka dengan cerita fiksi-ku ini. Menurutku ini ff yang hancur -_-. Ini juga kayanya ceritanya kagak nyambung sama judulnya, tapi enjoy it ajalah!!!!

Author : Elyssa Ridhaningrum
Cast   :
1.  Mark Feehily                10. Tn. Kevin Smith
2.  Cecelia Smith               11. George Smith
3.  Georgina Ahern              12. Tn. Oliver Feehily
4.  Jodi Albert                 13. Karen Smith
5.  Suster Delf                 14. Kian Egan
6.  Gillian Walsh               15. Bryan McFadden
7.  Ny. Margareth Smith         16. Shane Filan
8.  Ny. Marrie Feehily          17. Nicky Byrne
9.  James Smith                 18. Keluarga Feehiy & Keluarga Smith.


1 Febuari 2000
"Hm, apa kamu sudah siap ke rumah sakit?", tanyaku pada seorang wanita.
 Wanita itu adalah istriku yg bernama Cecelia Margareth Smith.
"Sudah siap, Mark", Cece membawa tas yang berisi perlengkapan persalinan. Yap aku adalah Markus Michael Patrick Feehily suami dari Cecelia Smith. "Apa kau yakin mau ke rumah sakit sekarang?", aku menanyakannya dengan serius.
"Kandunganku ini sudah sembilan bulan lebih 8 hari, aku takut terjadi kontraksi di rumah", Cece menjelaskan.
"Heh 9 bulan? Bukannya masih 8 bulan?", tanyaku sambil menggaruk-garuk kepalaku.
"Kemana saja kau? Umur kandunganku saja kamu tak tau", Cece mulai emosi. "Kau kan tau, aku baru saja melaksanakan Promo Tour di Asia bersama Westlife"
"Hah sudahlah, ayo Mark segera berangkat", Cece memerintahku.
Aku membantu membawakan tas Cece ke mobil dan kami segera pergi ke Sligo General Hospital.
***
Pada akhirnya kami sampai di rumah sakit. Kami segera mendaftar untuk mendapatkan kamar. Setelah itu suster segera mengajak kami ke kamar perawatan.
”Ini kamarnya bu", Suster membukakan pintu kamar VIP.
Kami segera masuk ke dalam kamar.
"Ini kuncinya bu, mau di taruh dimana?"
"Kasih suami saya saja sus, terimakasih", ucap Cece yang sedang duduk di atas sofa.
"Oh iya, maaf ini pak kunci kamarnya", suster mengasih kunci kamar ke aku.
"Terimakasih Georgina", aku menerima kunci dan mengucapkan terimakasih kepada Georgina. Georgina adalah Girl Friend dari sahabatku Nicky Byrne, Georgina aslinya adalah orang dari Dublin tetapi ia ditugaskan di Sligo General Hospital.
"Sama-sama Mark", jawab Georgina.
Aku segera merapikan barang-barang.
"Hm, apa kau sudah menghubungi kedua orang tuamu?", Cece mengagetkanku dengan sebuah pertanyaan.
"Oh belum, besok pagi aku akan menelpon mam untuk mengabarkannya. Kamu tenang saja", Aku menghampiri Cece yg sudah berbaring di tempat tidur pasien.
“Terimakasih Mark"
"Sama-sama Cecelia"
"Good Night my husband", Cece meraih tanganku.
"Good Night my wife", Aku memakaikannya selimut.
***
Aku segera tidur, di ranjang yg telah tersedia untuk penjaga pasien.
"Huh hhh..", Cece memegang perutnya.
Aku pun terbangun pada pukul 23.00 waktu UK karena suara Cece.
"Kamu kenapa?", aku menghampiri Cece.
"Perutku sakit Mark", Cece memegang tanganku dengan erat.
"Apa kamu mau melahirkan?", Aku mulai panik.
"Aku tak tau Mark, karena aku belum pernah melahirkan sebelumnya", Cece mulai mengeluarkan keringat.
“Ya iyalah Ce, kamu kan nikah sama aku masih single masa udah single-parents”, gumamku.
“Kok diam saja, berbuat sesuatu kenapa?”, bentak Cece.
"Tunggu sebentar ya Ce, aku panggil suster dulu", Aku menenangkan Cece. "Cepat Mark", teriak Cece.
Aku berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit untuk mencari suster. Aku menemukan seorang suster di ruang penjaga pavilium.
"Jodi, tolong aku"
"Ada apa Mark?", Jodi panik.
"Cece Jod, Cece", nafasku terengah-engah akibat berlari-lari.
"Iya, Cece kenapa? ", Jodi tambah panik.
"Cece mau melahirkan"
"Kamu yakin?", Jodi menyakinkanku.
"Buat apa aku lari-lari kesini kalo gak ada hal penting"
"Ya sudah, dimana ruangannya?", Jodi bertanya.
"Ayo ikut aku", aku menarik tangan Jodi.
Aku dan Jodi segera berlari ke ruangan Cece, disusul suster-suster yang lain termasuk suster Georgina.
***
Setibanya di kamar, para suster membawa Cece ke ruang persalinan. Ternyata di kamar persalinan sudah ada dokter Gillian yang berjaga.
"Dokter", teriak suster Delf.
"Cepat, bawa pasien ke dalam", Gill memerintah para suster.
Para suster membawa Cece ke dalam ruang persalinan.
"Gillian, tolong selamatkan nyawa istri saya dan anak saya", aku memohon kepada Gillian.
Gill segera masuk ke dalam ruangan, sementara aku menunggu di luar ruangan. Air mataku sudah menetes bercampur rasa gelisahku terhadap keselamatan Cece.
"Aku harus menelpon keluarga Feehily dan keluarga Smith", gumamku.
Aku segera menghubungi keluargaku. Pertama ku hubungi kedua orang tuaku dan yang ke dua aku menghubungi keluarga Cece. Beberapa menit kemudian semua anggota keluarga Feehily dan Smith berdatangan.
"Bagaimana keadaan Cece?", Ny. Margareth Smith panik.
"Aku tak tau Mam, tetapi dokter Gillian Walsh sedang membantu di dalam"
Tak lama kemudian Gillian dan beberapa suster keluar dari ruang persalinan.
***
"Bagaimana keadaan istri saya", aku menyambut Gill dengan sebuah pertanyaan.
"Bagaimana keadaan keponakan saya?", kakak Cece yg bernama James ikut bertanya.
"Hhh, keadaan ibunya baik, dan anaknya..", Gill menundukkan kepalanya. "Kenapa?", mam Marrie panik.
Aku meneteskan air mataku untuk kedua kalinya. Gillian mengulurkan tangannya dan menjabat tanganku.
"Mark, aku tau ini berat untukmu. Tapi kau harus menghadapi ini, Tuhan yang mengatur semua kehidupan ini", Gill meneteskan air mata.
"Terimakasih Gill atas bantuanmu walau..", aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku karena air mataku menetes lagi.
"Selamat Mark, kamu telah menjadi ayah buat bidadari kecilmu", bisik Gill kepadaku.
"Maksudmu?", aku mengusap air mataku.
"Anakmu telah lahir dengan selamat, berjenis kelamin perempuan", Gill tersenyum dengan indahnya.
"Apa benar?", kagetku.
"Ya, ibu dan anaknya selamat. Tuhan ingin kau menjadi seorang ayah, Mark", Gill menyakinkanku.
"Terimakasih Tuhan", ucapku.
“Huh syukurlah”, ucap Tn. Kevin Smith.
“Dad, aku cadi om”, ucap George Smith.
“Sayangnya kamu masih baru berumur 3 tahun”, mam Margareth menggendong George.
“Hihihi, aku macih kecil ya”, George berucap lagi.
"Yang mau menengok bisa menuju ke ruang perawatan pasien, karena ibu dan anaknya akan dibawa menuju ke sana", ucap Gillian kepada keluarga Feehily dan keluarga Smith.
***
Para suster membawa Cece dan putri kecilku ke ruang perawatan.
"Terimakasih atas bantuan kalian", ucapku pada suster-suster yang membantu proses melahirkan.
"Sama-sama Mark, itu tugas kami", Jodi menepuk pundakku.
"Selamat ya Mark", Georgina memberikan selamat.
"Putrimu cantik sekali, persis seperti ibunya", Jodi memuji putriku.
Para suster meninggalkan ruangan.
"Mau diberi nama siapa putrimu?", daddy Oliver bertanya.
“ Yang pasti ada nama Feehily nya", aku tersenyum.
"Oh cadi gak ada nama Smith nya gituh?", George memegang tangan Cece.
"Ya ada dong", aku menggendong George.
“Dad aku mau bobok, ayo puyang”, ajak George.
“Iya ni Dad, aku juga udah ngantuk”, ucap adik Cece yang bernama Karen Smith.
“Iya sayang, sebentar dulu ya”, daddy Kevin menghampiri Karen yang sedang duduk di sofa.
Beberapa menit kemudian seluruh anggota keluarga Feehily dan Smith pulang.
"Kita jadi memberikan nama untuknya yaitu Fenella Rose Smith Feehily?", tanya Cece.
"Apa kamu yakin?", tanyaku.
"Terserah kamu", timpal Cece.
"Hm, bagaimana kalo namanya Mary Ellen Rose Smith Feehily?", usulku.
"Hm nama Rose diganti dengan nama Margaretha kerena namaku kan Cecelia Margareth Smith, nama Margareth nya tambahin huruf a jadinya Margaretha?"
"Bagus tu..", pujiku.
“Tapi, aku mau namanya Mary Margaretha Ellen Smith Feehily”, ucap Cece dengan nada manja.
“Ah tak apa”, aku memegang tangan Cece.
***
"Jadi nama putri kita Mary Margaretha Ellen Smith Feehily", ucap Cece.
“Sudahlah, kamu perlu istirahat Cece”, aku memakaikan selimut untuk Cece.
“Iya Mark, aku masih lemas. Terimakasih”, Cece mulai memejamkan matanya.
Aku melihat putri kecilku di box bayi rumah sakit yang berada di sebelah ranjang Cece.
“Dia cantik, seperti ibunya. Benar kata Jodi”, gumamku.
Aku pun terlelap tidur.
2 Febuari 2000
Beberapa jam kemudian..
Tok tok tok, sepertinya ada orang yang mengetuk pintu. Aku segera membukakan pintu.
"Mark..", sapa Kian yang sedang membawa boneka beruang putih yang berukuran besar.
“Hoaem”, aku menguap.
“Habis begadang ya?”, tanya Kian.
“Kalian datang di pagi buta seperti ini”, aku menggaruk rambutku.
“Sadar woy!, ini sudah jam 8 pagi”, Bryan menepuk pundakku.
“Heh, masa?”, aku seakan tak percaya.
“Cup cup cup Freedie”, Bryan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Haduh, capek deh”, Kian menepuk jidatnya.
"Mana putrimu?", Shane nylonong masuk tanpa ku persilahkan masuk.
"Mau ditaruh dimana ni balon?", tanya Bryan.
"Di dalam lah, ayo masuk guys", aku merangkul Bryan.
"Mark, karangan bunganya aku taruh di atas meja ya?", ucap Nicky.
"Iya disitu saja, terimakasih Nix", aku menghampiri Nicky.
"Ini kado untuk putrimu Mark", Shane menyerahkan kado yang terbungkus rapi dengan sampul bermotif bunga yang berwarna pink.
"Terimakasih Short", ledekku.
"Bagaimana keadaanmu Mrs. Feehily, apakah kamu masih lemas?", tanya Kian yang sedang duduk di ruang tamu kamar pasien.
"Baik Kian, aku memang masih sedikit lemas. Terimakasih telah menjengukku guys", ucap Cece dengan nada lemas.
***
Tok tok tok..
“Sebentar guys, aku mau membuka pintu”, ucapku.
“Ah tak usah, biar aku saja”, Kian membuka pintu.
Permisi tuan, saya mau mengambil bayi keluarga Feehily untuk ditaruh di ruang bayi", ucap Georgina.
“Oh silahkan masuk sus”, Kian mempersilahkan Georgina masuk.
Datanglah seorang suster dengan membawa makanan berupa bubur beserta minumannya.
“Permisi tuan”, ucap Jodi pada Kian.
“Heh kamu siapa dan mau ngapain? Main masuk aja”, tanya Kian pada Jodi.
“Saya suster”, jawab Jodi.
“Iya saya tau kalau kamu itu suster, dilihat dari pakaian kamu itu jelas kalo kamu itu seorang suster”, Kian sepertinya tertarik dengan Jodi.
“Buat apa Anda menanyakan siapa saya?”, Jodi mulai kesal.
“Loh saya tanya baik-baik. Kenapa Anda jadi sewot begini?”, Kian menatap bola mata Jodi yang berwarna cokelat.
“Saya bertugas untuk mengantarkan makanan dan minuman ini untuk Nyonya Cecelia Feehily”, Jodi menjelaskan dengan nada agak tinggi.
“Oh begitu, ya sudah sana masuk”, Kian mulai tenang.
Jodi memasuki ruangan Cece.
“Ih cowok apaan sih dia? Gak sopan sama perempuan”, gumam Jodi dengan suara yang masih bisa terdengar oleh orang lain.
Kian mendengar gumaman Jodi yang ditunjukkan kepada dirinya.
“Kamu bicara apa?”, tanya Kian.
“A.. saya tidak berbicara apa-apa, mungkin tuan salah mendengarnya”, Jodi terlihat gugup.
***
“Pagi bu, bagaimana kondisi ibu sekarang?”, tanya Jodi.
“Puji Tuhan, baik sus”, Cece menjawab pertanyaan Jodi.
“Bu, ini saya antarkan bubur untuk ibu”, Jodi menaruh bubur itu di meja samping ranjang Jodi.
“Terimakasih sus, maaf jika tadi sahabat saya tidak sopan dengan Anda”, Cece meraih tangan Jodi.
“Hahaha tidak apa-apa saya sudah biasa diperlakukan seperti itu. Saya hanya bertugas mengantarkan makanan”, Jodi tersenyum.
“Saya sekali lagi minta maaf sus”, Cece menundukkan kepalanya.
“Iya bu, saya permisi dulu. Karena saya masih ada kerjaan di luar”, Jodi melepaskan genggaman Cece dan Jodi segera pergi ke luar ruangan.
Kian terus menatap Jodi, wajahnya terlihat bahagia. Dan sepertinya, Kian mulai menyukai seorang suster bernama Jodi Albert.
Tak lama setelah Jodi keluar ruangan..
“Mark, tadi itu siapa?”, Kian duduk di sofa.
“Naksir ya lu?”, tanya Bryan.
“Ah tidak kok, aku kan hanya tanya”, Kian mengambil air mineral.
“Benci bisa jadi cinta lho Ki, hati-hati”, ucap Nicky.
“Siapa yang benci sama dia?”, Kian menaruh air mineral di atas meja.
“Sudahlah, perempuan tadi namanya Jodi Albert dia itu perempuan asal London”, aku menjelaskan.
“Bagaimana kamu bisa mengenal dia, Mark?” tanya Kian.
“Aku pernah bertemu dia di salah satu konser Mariah Carey di London”, aku menjelaskan lebih lanjut.
“Apa pertemuanmu dengan Jodi sebelum kamu menikah dengan Cecelia pada 1 Febuari 1999?”, tanya Nicky.
“Iya, kejadian itu tahun 1998. Setelah aku bertunangan dengan Cecelia”, aku mengambil makanan ringan di almari kecil.
“Oh ok”, Kian berusaha merebut makanan dari Shane.
***
Tok tok tok..
Aku membukakan pintu untuk tamuku.
“Mark Feehily!”, teriak Gill.
“Hi, Gillian Walsh”, sapaku.
“Bolehkah aku masuk?”, Gill bertanya.
“Tentu saja, kamu kan temanku”, aku mempersilahkan Gill untuk masuk.
Gill masuk ke dalam ruangan.
“Shane, lihat!!!”, Bryan menepuk pundak Shane.
Shane melihat ke arah Gill, sepertinya pria ini ada chemistry dengan dokter muda dan berbakat bernama Gillian Walsh.
“Wow”, gumam Shane.
“Ada apa dokter?”, Cece memanggil Gill.
“Wuw Shorty, dia seorang dokter kandungan disini”, Bryan berbisik kepada Shane.
“Saya hanya ingin memberitahu Anda dan tuan Mark Feehily, bahwa besok Anda dan suami Anda bisa membawa pulang buah hati Anda. Karena keadaan dia sudah stabil, ini juga kelihatan kalau ibu juga keadaannya semakin stabil, Anda wanita yang kuat”, Gill menjelaskan kepada aku dan Cece.
“Yang benar dok, saya boleh membawa buah hati saya pulang besok?”, wajah Cece terlihat bahagia.
“Iya bu”, Gill  tersenyum.
“Terimakasih dok”, aku dan Cece serentak mengucapkan terimakasih.
“Sama-sama, saya permisi dahulu karena saya masih ada kerjaan di luar”, Gillian meninggalkan ruangan.
Ketika Gill melewati Shane, Gill sempat melihat ke arah Shane. Gill tersenyum kepada Shane.
“Cihuy!!! Bryan!!! Dia tadi senyum ke gue”, teriak Shane.
“Wah wah wah Mr. Filan sedang jatuh cinta lagi”, Nicky mentertawakan Shane.
“Shane sudah move on dari Natasha ‘Attomic Kitten’”, teriak Kian.
“Sudahlah, Mr. Poni”, Shane menatap Kian.
“Hahaha”, kami tertawa bersama-sama.
***
Beberapa jam kemudian Shane, Nicky, Kian, dan Bryan pulang.
Keesokan harinya pada tanggal 3 Febuari tahun 2000..
Aku dan Cece merapikan barang-barang kami dari ruangan, kami segera pulang ke rumah tepat pada jam 09.00 pagi. Sesampainya di rumah, aku, Cece, dan Ellen disambut oleh keluarga Feehily dan Keluarga Smith.
Dari keluarga Feehily ada mam Marrie Verdon, dad Oliver Feehily, dan ke 2 adikku: Barry Feehily (14 tahun) dan Colin Feehily (10 tahun).
Dan dari keluarga Smith ada mam Margareth Wilson, dad Kevin Smith, ke 6 kakak Cece: Erick Smith (30 tahun), Fenella Smith (28 tahun), William Smith (26 tahun), James Smith (25 tahun), Mary Smith (22 tahun), serta Louis Smith (20 tahun), ke 5 adik Cece: Tom Smith (17 tahun), Jack Smith (14 tahun), Robert Smith (10 tahun), Karen Smith (8 tahun), serta George Smith (3 tahun), kakak ipar Cece: Rose Fredickson (29 tahun), Raymon Charles (29 tahun), Angeline White (25 tahun), Marielle Clark (24 tahun), dan Simon Mathews (23 tahun), dan keponakan-keponakan Cece: Erick & Rose (Michael, Steven, Nicholas, dan Andy), Fenella & Raymon (Liam dan Garry), William & Angeline (Kate dan Angel), James & Marielle (Steven, Gloria, dan Nicole), serta Mary & Simon (Patrick, Peter, dan Sherine).
Kami merayakan pesta penyambutan kecil-kecilan dirumahku sampai pukul 21.00 malam. Aku senang sekali karena putri kecilku lahir dan aku juga senang karena aku bisa mempererat tali keluarga antara keluarga Feehily dan keluarga besar Smith.
THE END
NB : Saya mengharapkan komentar dari Anda. Segala komentar jelek atau bagus saya akan terima untuk masukkan saya kedepannya. Terimakasih atas perhatian Anda. ^_^

2 Komentar:

Pada 7 Desember 2016 pukul 17.58 , Blogger Unknown mengatakan...

Nyatakah cerita itu

 
Pada 11 Mei 2021 pukul 10.51 , Blogger Juliani Putri Utami mengatakan...

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda