KELAHIRAN PUTRI KECIL MARK
Aku hanya sekedar iseng aja,
tidak ikut lomba dari fp manapun. Aku berharap kalian suka dengan cerita
fiksi-ku ini. Menurutku ini ff yang hancur -_-. Ini juga kayanya ceritanya
kagak nyambung sama judulnya, tapi enjoy it ajalah!!!!
Author : Elyssa
Ridhaningrum
Cast :
1. Mark Feehily 10. Tn. Kevin Smith
2. Cecelia Smith 11. George Smith
3. Georgina Ahern 12. Tn. Oliver Feehily
4. Jodi Albert 13. Karen Smith
5. Suster Delf 14. Kian Egan
6. Gillian Walsh 15. Bryan McFadden
7. Ny. Margareth Smith 16. Shane Filan
8. Ny. Marrie Feehily 17. Nicky Byrne
9. James Smith 18. Keluarga Feehiy &
Keluarga Smith.
1 Febuari
2000
"Hm, apa
kamu sudah siap ke rumah sakit?", tanyaku pada seorang wanita.
Wanita itu adalah istriku yg bernama Cecelia
Margareth Smith.
"Sudah siap,
Mark", Cece membawa tas yang berisi perlengkapan persalinan. Yap aku
adalah Markus Michael Patrick Feehily suami dari Cecelia Smith. "Apa kau
yakin mau ke rumah sakit sekarang?", aku menanyakannya dengan serius.
"Kandunganku
ini sudah sembilan bulan lebih 8 hari, aku takut terjadi kontraksi di
rumah", Cece menjelaskan.
"Heh 9
bulan? Bukannya masih 8 bulan?", tanyaku sambil menggaruk-garuk kepalaku.
"Kemana saja
kau? Umur kandunganku saja kamu tak tau", Cece mulai emosi. "Kau kan
tau, aku baru saja melaksanakan Promo Tour di Asia bersama Westlife"
"Hah
sudahlah, ayo Mark segera berangkat", Cece memerintahku.
Aku membantu
membawakan tas Cece ke mobil dan kami segera pergi ke Sligo General Hospital.
***
Pada akhirnya
kami sampai di rumah sakit. Kami segera mendaftar untuk mendapatkan kamar.
Setelah itu suster segera mengajak kami ke kamar perawatan.
”Ini kamarnya
bu", Suster membukakan pintu kamar VIP.
Kami segera masuk
ke dalam kamar.
"Ini
kuncinya bu, mau di taruh dimana?"
"Kasih suami
saya saja sus, terimakasih", ucap Cece yang sedang duduk di atas sofa.
"Oh iya,
maaf ini pak kunci kamarnya", suster mengasih kunci kamar ke aku.
"Terimakasih
Georgina", aku menerima kunci dan mengucapkan terimakasih kepada Georgina.
Georgina adalah Girl Friend dari sahabatku Nicky Byrne, Georgina aslinya adalah
orang dari Dublin tetapi ia ditugaskan di Sligo General Hospital.
"Sama-sama
Mark", jawab Georgina.
Aku segera
merapikan barang-barang.
"Hm, apa kau
sudah menghubungi kedua orang tuamu?", Cece mengagetkanku dengan sebuah
pertanyaan.
"Oh belum,
besok pagi aku akan menelpon mam untuk mengabarkannya. Kamu tenang saja",
Aku menghampiri Cece yg sudah berbaring di tempat tidur pasien.
“Terimakasih
Mark"
"Sama-sama
Cecelia"
"Good Night
my husband", Cece meraih tanganku.
"Good Night
my wife", Aku memakaikannya selimut.
***
Aku segera tidur,
di ranjang yg telah tersedia untuk penjaga pasien.
"Huh
hhh..", Cece memegang perutnya.
Aku pun terbangun
pada pukul 23.00 waktu UK karena suara Cece.
"Kamu
kenapa?", aku menghampiri Cece.
"Perutku
sakit Mark", Cece memegang tanganku dengan erat.
"Apa kamu
mau melahirkan?", Aku mulai panik.
"Aku tak tau
Mark, karena aku belum pernah melahirkan sebelumnya", Cece mulai
mengeluarkan keringat.
“Ya iyalah Ce,
kamu kan nikah sama aku masih single masa udah single-parents”, gumamku.
“Kok diam saja,
berbuat sesuatu kenapa?”, bentak Cece.
"Tunggu
sebentar ya Ce, aku panggil suster dulu", Aku menenangkan Cece.
"Cepat Mark", teriak Cece.
Aku berlari
menyusuri lorong-lorong rumah sakit untuk mencari suster. Aku menemukan seorang
suster di ruang penjaga pavilium.
"Jodi,
tolong aku"
"Ada apa
Mark?", Jodi panik.
"Cece Jod,
Cece", nafasku terengah-engah akibat berlari-lari.
"Iya, Cece
kenapa? ", Jodi tambah panik.
"Cece mau
melahirkan"
"Kamu
yakin?", Jodi menyakinkanku.
"Buat apa
aku lari-lari kesini kalo gak ada hal penting"
"Ya sudah,
dimana ruangannya?", Jodi bertanya.
"Ayo ikut
aku", aku menarik tangan Jodi.
Aku dan Jodi
segera berlari ke ruangan Cece, disusul suster-suster yang lain termasuk suster
Georgina.
***
Setibanya di
kamar, para suster membawa Cece ke ruang persalinan. Ternyata di kamar
persalinan sudah ada dokter Gillian yang berjaga.
"Dokter",
teriak suster Delf.
"Cepat, bawa
pasien ke dalam", Gill memerintah para suster.
Para suster
membawa Cece ke dalam ruang persalinan.
"Gillian,
tolong selamatkan nyawa istri saya dan anak saya", aku memohon kepada
Gillian.
Gill segera masuk
ke dalam ruangan, sementara aku menunggu di luar ruangan. Air mataku sudah
menetes bercampur rasa gelisahku terhadap keselamatan Cece.
"Aku harus
menelpon keluarga Feehily dan keluarga Smith", gumamku.
Aku segera
menghubungi keluargaku. Pertama ku hubungi kedua orang tuaku dan yang ke dua
aku menghubungi keluarga Cece. Beberapa menit kemudian semua anggota keluarga
Feehily dan Smith berdatangan.
"Bagaimana
keadaan Cece?", Ny. Margareth Smith panik.
"Aku tak tau
Mam, tetapi dokter Gillian Walsh sedang membantu di dalam"
Tak lama kemudian
Gillian dan beberapa suster keluar dari ruang persalinan.
***
"Bagaimana
keadaan istri saya", aku menyambut Gill dengan sebuah pertanyaan.
"Bagaimana
keadaan keponakan saya?", kakak Cece yg bernama James ikut bertanya.
"Hhh,
keadaan ibunya baik, dan anaknya..", Gill menundukkan kepalanya. "Kenapa?",
mam Marrie panik.
Aku meneteskan
air mataku untuk kedua kalinya. Gillian mengulurkan tangannya dan menjabat
tanganku.
"Mark, aku
tau ini berat untukmu. Tapi kau harus menghadapi ini, Tuhan yang mengatur semua
kehidupan ini", Gill meneteskan air mata.
"Terimakasih
Gill atas bantuanmu walau..", aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku
karena air mataku menetes lagi.
"Selamat
Mark, kamu telah menjadi ayah buat bidadari kecilmu", bisik Gill kepadaku.
"Maksudmu?",
aku mengusap air mataku.
"Anakmu
telah lahir dengan selamat, berjenis kelamin perempuan", Gill tersenyum
dengan indahnya.
"Apa
benar?", kagetku.
"Ya, ibu dan
anaknya selamat. Tuhan ingin kau menjadi seorang ayah, Mark", Gill
menyakinkanku.
"Terimakasih
Tuhan", ucapku.
“Huh syukurlah”,
ucap Tn. Kevin Smith.
“Dad, aku cadi
om”, ucap George Smith.
“Sayangnya kamu masih
baru berumur 3 tahun”, mam Margareth menggendong George.
“Hihihi, aku
macih kecil ya”, George berucap lagi.
"Yang mau
menengok bisa menuju ke ruang perawatan pasien, karena ibu dan anaknya akan
dibawa menuju ke sana", ucap Gillian kepada keluarga Feehily dan keluarga
Smith.
***
Para suster
membawa Cece dan putri kecilku ke ruang perawatan.
"Terimakasih
atas bantuan kalian", ucapku pada suster-suster yang membantu proses
melahirkan.
"Sama-sama
Mark, itu tugas kami", Jodi menepuk pundakku.
"Selamat ya
Mark", Georgina memberikan selamat.
"Putrimu cantik
sekali, persis seperti ibunya", Jodi memuji putriku.
Para suster
meninggalkan ruangan.
"Mau diberi
nama siapa putrimu?", daddy Oliver bertanya.
“ Yang pasti ada
nama Feehily nya", aku tersenyum.
"Oh cadi gak
ada nama Smith nya gituh?", George memegang tangan Cece.
"Ya ada dong",
aku menggendong George.
“Dad aku mau
bobok, ayo puyang”, ajak George.
“Iya ni Dad, aku
juga udah ngantuk”, ucap adik Cece yang bernama Karen Smith.
“Iya sayang,
sebentar dulu ya”, daddy Kevin menghampiri Karen yang sedang duduk di sofa.
Beberapa menit
kemudian seluruh anggota keluarga Feehily dan Smith pulang.
"Kita jadi
memberikan nama untuknya yaitu Fenella Rose Smith Feehily?", tanya Cece.
"Apa kamu
yakin?", tanyaku.
"Terserah
kamu", timpal Cece.
"Hm, bagaimana
kalo namanya Mary Ellen Rose Smith Feehily?", usulku.
"Hm nama
Rose diganti dengan nama Margaretha kerena namaku kan Cecelia Margareth Smith,
nama Margareth nya tambahin huruf a jadinya Margaretha?"
"Bagus
tu..", pujiku.
“Tapi, aku mau
namanya Mary Margaretha Ellen Smith Feehily”, ucap Cece dengan nada manja.
“Ah tak apa”, aku
memegang tangan Cece.
***
"Jadi nama
putri kita Mary Margaretha Ellen Smith Feehily", ucap Cece.
“Sudahlah, kamu
perlu istirahat Cece”, aku memakaikan selimut untuk Cece.
“Iya Mark, aku
masih lemas. Terimakasih”, Cece mulai memejamkan matanya.
Aku melihat putri
kecilku di box bayi rumah sakit yang berada di sebelah ranjang Cece.
“Dia cantik,
seperti ibunya. Benar kata Jodi”, gumamku.
Aku pun terlelap
tidur.
2 Febuari
2000
Beberapa jam
kemudian..
Tok tok tok,
sepertinya ada orang yang mengetuk pintu. Aku segera membukakan pintu.
"Mark..",
sapa Kian yang sedang membawa boneka beruang putih yang berukuran besar.
“Hoaem”, aku
menguap.
“Habis begadang
ya?”, tanya Kian.
“Kalian datang di
pagi buta seperti ini”, aku menggaruk rambutku.
“Sadar woy!, ini
sudah jam 8 pagi”, Bryan menepuk pundakku.
“Heh, masa?”, aku
seakan tak percaya.
“Cup cup cup
Freedie”, Bryan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Haduh, capek deh”,
Kian menepuk jidatnya.
"Mana
putrimu?", Shane nylonong masuk tanpa ku persilahkan masuk.
"Mau ditaruh
dimana ni balon?", tanya Bryan.
"Di dalam lah,
ayo masuk guys", aku merangkul Bryan.
"Mark,
karangan bunganya aku taruh di atas meja ya?", ucap Nicky.
"Iya disitu
saja, terimakasih Nix", aku menghampiri Nicky.
"Ini kado
untuk putrimu Mark", Shane menyerahkan kado yang terbungkus rapi dengan
sampul bermotif bunga yang berwarna pink.
"Terimakasih
Short", ledekku.
"Bagaimana
keadaanmu Mrs. Feehily, apakah kamu masih lemas?", tanya Kian yang sedang
duduk di ruang tamu kamar pasien.
"Baik Kian, aku
memang masih sedikit lemas. Terimakasih telah menjengukku guys", ucap Cece
dengan nada lemas.
***
Tok tok tok..
“Sebentar guys,
aku mau membuka pintu”, ucapku.
“Ah tak usah,
biar aku saja”, Kian membuka pintu.
Permisi tuan,
saya mau mengambil bayi keluarga Feehily untuk ditaruh di ruang bayi",
ucap Georgina.
“Oh silahkan
masuk sus”, Kian mempersilahkan Georgina masuk.
Datanglah seorang
suster dengan membawa makanan berupa bubur beserta minumannya.
“Permisi tuan”,
ucap Jodi pada Kian.
“Heh kamu siapa
dan mau ngapain? Main masuk aja”, tanya Kian pada Jodi.
“Saya suster”,
jawab Jodi.
“Iya saya tau
kalau kamu itu suster, dilihat dari pakaian kamu itu jelas kalo kamu itu
seorang suster”, Kian sepertinya tertarik dengan Jodi.
“Buat apa Anda
menanyakan siapa saya?”, Jodi mulai kesal.
“Loh saya tanya
baik-baik. Kenapa Anda jadi sewot begini?”, Kian menatap bola mata Jodi yang
berwarna cokelat.
“Saya bertugas
untuk mengantarkan makanan dan minuman ini untuk Nyonya Cecelia Feehily”, Jodi
menjelaskan dengan nada agak tinggi.
“Oh begitu, ya sudah
sana masuk”, Kian mulai tenang.
Jodi memasuki
ruangan Cece.
“Ih cowok apaan
sih dia? Gak sopan sama perempuan”, gumam Jodi dengan suara yang masih bisa
terdengar oleh orang lain.
Kian mendengar
gumaman Jodi yang ditunjukkan kepada dirinya.
“Kamu bicara
apa?”, tanya Kian.
“A.. saya tidak
berbicara apa-apa, mungkin tuan salah mendengarnya”, Jodi terlihat gugup.
***
“Pagi bu, bagaimana kondisi ibu sekarang?”, tanya Jodi.
“Puji Tuhan, baik sus”, Cece menjawab pertanyaan Jodi.
“Bu, ini saya antarkan bubur untuk ibu”, Jodi menaruh bubur itu
di meja samping ranjang Jodi.
“Terimakasih sus, maaf jika tadi sahabat saya tidak sopan dengan
Anda”, Cece meraih tangan Jodi.
“Hahaha tidak apa-apa saya sudah biasa diperlakukan seperti itu.
Saya hanya bertugas mengantarkan makanan”, Jodi tersenyum.
“Saya sekali lagi minta maaf sus”, Cece menundukkan kepalanya.
“Iya bu, saya permisi dulu. Karena saya masih ada kerjaan di luar”,
Jodi melepaskan genggaman Cece dan Jodi segera pergi ke luar ruangan.
Kian terus menatap Jodi, wajahnya terlihat bahagia. Dan
sepertinya, Kian mulai menyukai seorang suster bernama Jodi Albert.
Tak lama setelah Jodi keluar ruangan..
“Mark, tadi itu siapa?”, Kian duduk di sofa.
“Naksir ya lu?”, tanya Bryan.
“Ah tidak kok, aku kan hanya tanya”, Kian mengambil air mineral.
“Benci bisa jadi cinta lho Ki, hati-hati”, ucap Nicky.
“Siapa yang benci sama dia?”, Kian menaruh air mineral di atas
meja.
“Sudahlah, perempuan tadi namanya Jodi Albert dia itu perempuan
asal London”, aku menjelaskan.
“Bagaimana kamu bisa mengenal dia, Mark?” tanya Kian.
“Aku pernah bertemu dia di salah satu konser Mariah Carey di
London”, aku menjelaskan lebih lanjut.
“Apa pertemuanmu dengan Jodi sebelum kamu menikah dengan Cecelia
pada 1 Febuari 1999?”, tanya Nicky.
“Iya, kejadian itu tahun 1998. Setelah aku bertunangan dengan
Cecelia”, aku mengambil makanan ringan di almari kecil.
“Oh ok”, Kian berusaha merebut makanan dari Shane.
***
Tok tok tok..
Aku membukakan pintu untuk tamuku.
“Mark Feehily!”, teriak Gill.
“Hi, Gillian Walsh”, sapaku.
“Bolehkah aku masuk?”, Gill bertanya.
“Tentu saja, kamu kan temanku”, aku mempersilahkan Gill untuk
masuk.
Gill masuk ke dalam ruangan.
“Shane, lihat!!!”, Bryan menepuk pundak Shane.
Shane melihat ke arah Gill, sepertinya pria ini ada chemistry
dengan dokter muda dan berbakat bernama Gillian Walsh.
“Wow”, gumam Shane.
“Ada apa dokter?”, Cece memanggil Gill.
“Wuw Shorty, dia seorang dokter kandungan disini”, Bryan
berbisik kepada Shane.
“Saya hanya ingin memberitahu Anda dan tuan Mark Feehily, bahwa
besok Anda dan suami Anda bisa membawa pulang buah hati Anda. Karena keadaan
dia sudah stabil, ini juga kelihatan kalau ibu juga keadaannya semakin stabil,
Anda wanita yang kuat”, Gill menjelaskan kepada aku dan Cece.
“Yang benar dok, saya boleh membawa buah hati saya pulang
besok?”, wajah Cece terlihat bahagia.
“Iya bu”, Gill tersenyum.
“Terimakasih dok”, aku dan Cece serentak mengucapkan terimakasih.
“Sama-sama, saya permisi dahulu karena saya masih ada kerjaan di
luar”, Gillian meninggalkan ruangan.
Ketika Gill melewati Shane, Gill sempat melihat ke arah Shane.
Gill tersenyum kepada Shane.
“Cihuy!!! Bryan!!! Dia tadi senyum ke gue”, teriak Shane.
“Wah wah wah Mr. Filan sedang jatuh cinta lagi”, Nicky
mentertawakan Shane.
“Shane sudah move on dari Natasha ‘Attomic Kitten’”, teriak
Kian.
“Sudahlah, Mr. Poni”, Shane menatap Kian.
“Hahaha”, kami tertawa bersama-sama.
***
Beberapa jam kemudian Shane, Nicky, Kian, dan Bryan pulang.
Keesokan harinya pada tanggal 3 Febuari tahun 2000..
Aku dan Cece merapikan barang-barang kami dari ruangan, kami
segera pulang ke rumah tepat pada jam 09.00 pagi. Sesampainya di rumah, aku,
Cece, dan Ellen disambut oleh keluarga Feehily dan Keluarga Smith.
Dari keluarga Feehily ada mam Marrie Verdon, dad Oliver Feehily,
dan ke 2 adikku: Barry Feehily (14 tahun) dan Colin Feehily (10 tahun).
Dan dari keluarga Smith ada mam Margareth Wilson, dad Kevin
Smith, ke 6 kakak Cece: Erick Smith (30 tahun), Fenella Smith (28 tahun), William
Smith (26 tahun), James Smith (25 tahun), Mary Smith (22 tahun), serta Louis
Smith (20 tahun), ke 5 adik Cece: Tom Smith (17 tahun), Jack Smith (14 tahun),
Robert Smith (10 tahun), Karen Smith (8 tahun), serta George Smith (3 tahun),
kakak ipar Cece: Rose Fredickson (29 tahun), Raymon Charles (29 tahun),
Angeline White (25 tahun), Marielle Clark (24 tahun), dan Simon Mathews (23
tahun), dan keponakan-keponakan Cece: Erick & Rose (Michael, Steven, Nicholas,
dan Andy), Fenella & Raymon (Liam dan Garry), William & Angeline (Kate
dan Angel), James & Marielle (Steven, Gloria, dan Nicole), serta Mary &
Simon (Patrick, Peter, dan Sherine).
Kami merayakan pesta penyambutan kecil-kecilan dirumahku sampai pukul
21.00 malam. Aku senang sekali karena putri kecilku lahir dan aku juga senang
karena aku bisa mempererat tali keluarga antara keluarga Feehily dan keluarga
besar Smith.
THE END
NB : Saya
mengharapkan komentar dari Anda. Segala komentar jelek atau bagus saya akan
terima untuk masukkan saya kedepannya. Terimakasih atas perhatian Anda. ^_^
2 Komentar:
Nyatakah cerita itu
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda