Senin, 22 Juni 2015

Cerita Fiksi : Move On Part 1

Move on Part 1

Pada siang hari di Holles Maternity Hospital, Dublin, Irlandia tepatnya di ruang ICCU seorang pria terbangun dari komanya selama 1 tahun. Mamanya yang setia menunggunya terkaget ketika anaknya terbangun dari komanya.
"Alice?", itulah kata pertama yang diucapkan pria itu.
"Sayang, kamu sudah sadar? Terimakasih Tuhan..", ucap mama dari pria ini.
Mama dari pria ini adalah Marie Feehily.
"Mana Alice?", ucap pria tersebut.
"E..", Marie bingung menjawab pertanyaan anak sulungnya sebab sang kekasih anak sulungnya yang bernama Alice telah meninggal dunia setahun yang lalu sesaat setelah kecelakaan bersama anak sulungnya. Nyawa Alice melayang akibat kesalahan anak sulungnya.
"Mam, Alice mana?", tanya pria itu sekali lagi.
"Alice baik-baik saja kok di rumah", Marie terpaksa berbohong kepada anak sulungnya.
"Aku dimana mam?", pria itu melihat sekelilingnya.
"Kamu di rumah sakit, sayang", ucap Marie seraya mengelus-elus rambut anak sulungnya.
"Ha, di rumah sakit? Apa yang terjadi denganku mam?", pria itu terkaget.
**
Beberapa minggu kemudian.
Pria itu menjalani beberapa pemulihan pasca kecelakaan mulai dari belajar berjalan kembali dan lain sebagainya selama beberapa minggu. Akhirnya pria itu kembali ke rumahnya dalam keadaan sudah sembuh total. Marie mengantarkan anak sulungnya ke kamarnya. Akan tetapi saat di perjalanan menuju kamar anaknya..
"Tunggu dulu mam? Ini tanggal berapa?", ucap pria itu.
"16 November, sayang. Memang ada apa?", ucap Marie seraya membenarkan syalnya.
"Ha 16 November? Cepat sekali hari berganti mam, setahun yang lalu aku dan Alice memperingati hari jadi kita. Aku dan Alice pergi ke daerah pantai, saat di dekat pantai ada sebuah truk dengan berkecepatan tinggi menuju ke arah mobil kami, dan tiba-tiba.. Ah kepalaku pusing mam", pria itu memegang erat Marie.
"Ayo sayang, mama antarkan kamu ke kamar. Sabar, sayang", ucap Marie seraya perlahan-lahan mengantarkan anak sulungnya ke kamarnya.
Akhirnya Marie dan anak sulungnya sampai ke kamar anak sulungnya. Marie menyuruh anak sulungnya untuk beristirahat. Marie meninggalkan anak sulungnya sendirian di kamar, akan tetapi sesaat setelah Marie keluar dari kamarnya. Pria tersebut hendak pergi ke rumah sang kekasih.
"Aku harus ke rumah Alice sekarang", ucap pria itu seraya membangunkan tubuhnya dari tempat tidur.
Pria itu keluar dari kamarnya, ia mengendap-endap keluar dari rumahnya. Pria itu berusaha keluar dari rumahnya tanpa sepengetahuan mamanya.
Akhirnya pria itu berhasil keluar dari rumahnya.
"Argh.. sakit sekali kakiku!", pria itu menahan rasa sakit.
Beberapa menit kemudian pria tersebut sampai di depan rumah sang kekasih. Pria itu mulai memasuki pekarangan rumah sang kekasih dan pria itu mengetuk pintu rumah keluarga sang kekasih.
Tok tok tok..
"Selamat siang", ucap pria itu seraya mengetuk pintu rumah keluarga sang kekasih.
"Iya tunggu sebentar", suara seorang perempuan terdengar dari dalam rumah keluarga sang kekasih.
Seorang perempuan dewasa, berambut pirang yang direbahkan, bermata hazel, dan bertubuh tinggi membukakan pintu rumah sang kekasih 'Alice'.
"Tante Alicia, selamat siang?", ucap pria itu.
Perempuan itu adalah ibu dari sang kekasih 'Alice' bernama Tante Alicia. Alicia hanya diam saja, beberapa lama kemudian matanya berkaca-kaca dan menampar pria tersebut.
Plak..
"Aw.. tante mengapa menampar aku?", pria tersebut memegang pipinya.
"Kamu ngapain kesini? Kamu pembunuh anakku!", Alicia mendorong pria tersebut hingga jatuh.
"Pembunuh? Gak gak.. gak mungkin", pria itu merasa terkaget.
"Asal kamu tau anakku meninggal gara-gara kamu.. Kamu telah membunuh anakku, kamu yang nyebabkan anakku meninggal setahun yang lalu. Kamu pembunuh!", ucap Alice dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
"Tidak mungkin..Alice mana?", pria tersebut masuk ke dalam rumah Alice.
"Cukup! Alice sudah tidak ada di dunia ini! Dia meninggal karena kamu!", Alicia semakin menangis histeris.
"Alice belum meninggal!", pria tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya dan berlari menuju kamar Alice. Alicia duduk dan menangis.
Pria tersebut membuka pintu kamar Alice, sesaat setelah pintu kamar dibuka pria itu terkaget melihat adanya banyak karangan bunga di kamar Alice.
"Alice, kamu dimana ini aku sweetheart", ucap pria tersebut yang mulai memasuki kamar Alice. Pria itu semakin terkaget melihat baju ..
yang berlumuran darah yang sudah kering terdapat di ranjang Alice.
"Ini tak mungkin", mata pria tersebut mulai berkaca-kaca.
Pria tersebut kembali ke bawah dengan mata yang berkaca-kaca dengan membawa sebuah boneka teddy bear yang pernah ia beri untuk Alice.
"Ini ada sesuatu dari Alice", Alicia memberikan sebuah kertas dan sebuah cincin yang pria tersebut berikan kepada Alice.
"Apa ini tante?", pria tersebut menerima kertas dan cincin itu.
Pria itu perlahan membuka kertas tersebut. Ternyata kertas tersebut adalah surat terakhir yang Alice tulis untuk pria tersebut.
Dear my sweetheart, Mark Feehily..
Aku senang, hari ini adalah anniversary hubungan kita yang ke 6. Yey, kita sudah 6 tahun menjadi sepasang kekasih. Aku tak menyangka sudah bertemu denganmu selama 10 tahun, semenjak kita masih anak-anak. Aku berharap, tak lama lagi kita akan bertunangan, karena orang tuaku sudah merestui hubungan kita. Ah aku senang sekali..
Aku berharap hubungan kita bertahan sampai maut memisahkan kita, sweetheart. Oya aku mau tanya, boleh gak? Jika aku meninggal nanti, apakah kamu masih mengingat aku? Apakah kamu masih mencintai aku? Apakah kamu akan menggantikan posisiku di hatimu? Ah.. aku punya firasat aneh dalam waktu dekat ini, tapi apakah itu? Entah aku tak tau..
Aku berharap semua baik-baik saja..
Aku tak mau berpisah denganmu, sweetheart.
Kamu yang mewarnai hidupku sepanjang hari, kamu yang selalu ada untukku, dan kamu akan tetap selalu di hatiku entah sampai kapan..
Aku sangat mencintaimu Mark..
                  
     Dublin, 16 November 1999
               Salam sayang,
         Alice Queen Wilson

Yap pria tersebut adalah Mark Feehily. Mark menutup kertas itu dengan melipatnya, pipi merah Mark telah dibasahi derai air mata yang jatuh. Tak lama kemudian, Mark keluar dari rumah Alice dengan hati yang hancur dan derai air mata yang membasahi pipinya. Mark menuju ke taman kota, tempat favorit Alice dan Mark selama ini dimana mereka selalu berbagi canda dan tawa sepanjang hari. Beberapa lama kemudian, Mark duduk di sebuah bangku taman yang selalu ia duduki bersama Alice.
"Alice, maafkan aku.. Aku ingat sekarang, bencana menimpa kita saat itu.. Aku tak dapat menolongmu, maafkan aku.. A.. aku secara tak sengaja telah membunuhmu!", Mark menangis.
Entah berapa lama Mark berada di taman kota. Hari mulai malam, Mark belum juga pulang ke rumah. Tiba-tiba datanglah seorang perempuan dihadapan Mark.
"Mau tisu?", perempuan itu menawarkan tisu kepada Mark.
Mark menoleh ke arah perempuan itu. Perempuan itu berambut coklat, bermata biru cerah, dan membawa buku yang sangat banyak.
"Kamu siapa?", ucap Mark seraya mengambil sebuah tisu yang ditawarkan perempuan itu.
Perempuan itu duduk di samping Mark.
"Aku, Alice Stephanie Byrne. Kamu?", ucap perempuan itu.
"Ha?", ucap Mark terkaget.
"Kenapa?", ucap perempuan itu bingung.
"Ah tidak apa-apa.. nama yang sangat cantik. Namaku Markus Michael Patrick Feehily, panggil aku Mark. Nama panggilan kamu siapa?", ucap Mark.
"Alice", jawab perempuan itu singkat.
"Apa?", Mark semakin terkaget.
Ternyata nama panggilan kekasih Mark dulu dengan nama perempuan yang ditemuinya sama-sama Alice.
Alice Stephanie Byrne adalah adik dari teman masa kecil Mark dulu yaitu Nicholas Bernard James Adam Byrne a.k.a Nicky Byrne. Alice adalah mahasiswa di universitas yang sama dengan Mark, dia mengambil fakultas kesenian sama seperti Mark karena dia hobi menyanyi dan memainkan alat musik. Sebenarnya Alice Byrne lama berteman dengan Mark jauh sebelum Mark bertemu dengan Alice Wilson. Mereka mulai mengenal semenjak mereka berumur 4 tahun. Sebenarnya Alice Byrne dulu sangat dekat dengan Mark, akan tetapi Mark berubah semenjak ia kenal dengan Alice Wilson, Mark meninggalkan Alice Byrne begitu saja karena dia lebih memilih dan lebih nyaman bersama Alice Wilson.
"Kamu tak apa?", ucap Alice.
"Aku tak apa..",  Mark menundukkan kepalanya.
"Apa kamu yakin, Freedie?", Alice memegang pundak Mark.
"Bagaimana kamu tahu, nama lainku adalah Freedie?", Mark terkaget.
"Apa kamu tak ingat denganku?", ucap Alice.
"Kamu ini sebenarnya siapa?", Mark bertanya-tanya.
"Aku teman dekatmu yang kamu buang begitu saja ketika masih kecil", jawab Alice.
Mark mengingat-ngingat siapa sebetulnya Alice Byrne.
"Kamu membuang aku begitu saja semenjak kamu mengenal perempuan yang bernama Alice Queen Wilson", ucap Alice lebih lanjut.
"Kamu teman masa kecilku?", tanya Mark.
Alice mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kamu adiknya Nicky?", tanya Mark lagi.
"Yap", jawab Alice singkat..
"Mengapa kamu merasa aku membuangmu?", tanya Mark.
"Kamu tidak mau main denganku. Setiap kali aku ke rumahmu untuk mengajak main kamu, mama kamu selalu bilang kalau kamu sedang bermain ke rumah Alice Wilson", ucap Alice.
"Aku tak menyangka, aku sejahat itu terhadapmu dulu", Mark memegang tangan Alice.
"Terlebih saat kamu sudah menjalin hubungan serius dengan Alice Wilson, aku sering menyapamu akan tetapi kamu tidak pernah membalas sapaanku", Alice menyingkirkan tangan Mark dari atas tangannya.
"Ah teganya aku terhadap temanku sendiri, maafkan aku telah berulang kali menyakiti hatimu. Aku sadar sekarang, kamu begitu baik denganku. Aku tak menyangka itu, kamu memang temanku yang paling baik", Mark tiba-tiba memeluk Alice.
"Ah kata-katamu terlalu berlebihan, aku sudah memaafkanmu dari dulu kok", Alice membalas pelukan dari Mark.
"Terimakasih Alice Byrne, maafkan semua kesalahan Alice Wilson terhadapmu ya?", Mark berbisik di telinga Alice.
"Ya aku sudah memaafkannya dari dulu, yang sabar ya Mark. Mungkin Tuhan, menginginkan Alice Wilson kembali kehadapan-Nya, aku tau kamu bukan laki-laki yang lemah", Alice melepaskan pelukannya dari Mark.
"Ya terimakasih kamu telah memberi aku semangat, oya sekarang sudah jam berapa?", ucap Mark.
"Jam 8 malam, kenapa?", tanya Alice.
"Ha? 8 malam? Serius Al?", Mark terkaget.
"Iya aku serius.. memangnya kenapa sih? Kamu tampaknya kaget sekali", ucap Alice.
"Keluargaku pasti nunggu aku di rumah, mereka pasti gelisah", ucap Mark kebingungan.
"Memangnya kamu pergi tidak bilang kepada orang tuamu?", Alice menatap wajah Mark.
Seketika pipi Mark memerah.
"Aku pergi secara diam-diam, bagaimana kalau orang tuaku memarahiku?", Mark tambah gelisah.
"Tenang saja.. aku punya ide", Alice berdiri dan menarik tangan Mark.
"Aw", Mark merasa kesakitan ketika tangannya ditarik Alice.
"Kamu kenapa fred?", ucap Alice bingung.
"Argggh sakit", Mark mengeluh.
"Ya ampun, maafkan aku fred", ucap Alice.
"Tak apa, tolong antarkan aku pulang", Mark memegang tangan Alice dengan erat.
"Dengan senang hati. Ayo pelan-pelan", Alice menuntun Mark berjalan pulang ke rumahnya.

Ketika sampai di dekat rumah Mark, Alice dan Mark melihat sebuah mobil polisi yang terparkir di depan rumah kediaman keluarga Mark.
"Alice, ada apa ini?", Mark bingung.
"Aku tak tau Mark", Alice mengeleng-gelengkan kepalanya.
Alice dan Mark melanjutkan perjalanannya. Akhirnya sampai juga mereka di depan pintu rumah kediaman Mark. Ketika Mark hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu rumah Mark terbuka. Ternyata yang membuka pintu itu adalah mama Mark, Ny. Marie Feehily.
"Mark?", Marie terkaget karena melihat Mark.
"Mam, maafkan aku karena telah membuat semua khawatir", Mark menundukkan kepalanya.
"Ah tak apa nak", Marie mendekati Mark dan memeluknya.
"Apa mam tidak marah denganku?", Mark membalas pelukan Marie.
"Mam hanya khawatir, jangan diulangi lagi ya Nak. Jangan membuat mama panik", Marie melepaskan pelukan.
"Iya mam", Mark menganggukkan kepalanya.
"Ini siapa Mark?", ucap Marie seraya melihat ke arah Alice.
"Ini Alice mam", Mark menjawab pertanyaan Marie.
"Alice?", seketika Marie memandang wajah Alice.
"Ada apa tante?", ucap Alice.
"Kamu Alice siapa?", ucap Marie seraya menunjuk ke arah Alice.
"Aku Al.." tiba-tiba Mark mencubit pinggang Alice, "Aw sakit tau Mark!", Alice mengeluh kesakitan.
"Loh ada apa ini? Apa yang kalian sembunyikan?", mam Marie berkata serius.
"Enggak ada kok mam", Mark tersenyum kepada Marie.
Marie menatap wajah anak kesayangannya dengan tatapan heran.
"Seperti apa kata mam, Alice baik-baik saja", Mark menggandeng tangan Alice.
"Kamu tak bisa membohongi mama sayang, ini bukan Alice Wilson. Alice Wilson kan sudah....", Marie tidak melanjutkan kata-katanya.
"Sudah apa mam?", tanya Mark yang memancing mamanya untuk jujur terhadapnya.
"Sudah pergi ke Perancis, dia sekarang kuliah disana", Marie terpaksa berbohong.
"Bukannya Alice Wilson sudah meninggalkanku untuk pergi ke alam yang berbeda?", Mark menatap serius wajah mamanya.
"Bagaimana kamu tau?", nah akhirnya Marie termakan dengan umpan Mark.
"Nah itu.. Mam bohong kan sama aku, Alice Wilson sudah tidak ada lagi di dunia ini", ucap Mark.
"Maafkan mama sayang, mama tidak mau kamu terpikir terus tentang Alice Wilson. Mama tidak tega", Marie mengelus-elus kepala sang anak tercinta dengan begitu lembut.

Label:

Cerita Fiksi : Sampai Menutup Mata

Sampai Menutup Mata


            Bel tanda pulang sekolah telah terdengar. Semua murid SMAN Sligo telah berhamburan keluar kelas. Sebagian dari mereka telah pulang sekolah. Ada yang dijemput orang tuanya, ada yang naik mobil, ada yang naik motor, dan lain sebagainya. Sebagian ada yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Dan sebagian lagi ada yang mengerjakan tugas secara berkelompok maupun individu. Seperti Georgina yang tengah mengerjakan tugas yang menyebalkan dari guru Biologinya, Mrs Marie.

“Gila… susah banget sosal ini. Mana aku bisa mengerjakan?”, ucap Georgina dengan kesalnya.
“Georgina!”, ucap seseorang di luar sana.
            Georgina terkaget mendengar suara itu. Suara yang memanggil dirinya. Ia semakin penasaran dengan suara itu. Ia berjalan perlahan menuju ke arah pintu. Sesampainya di depan pintu..
(Byuurrrr) Seseorang telah mengguyurnya dengan air.
“Happy Birthday Georgina!”, terdengar teriakan serempak sejumlah orang.
            Georgina membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke sekelilingnya. Ia mendapati 5 orang sahabatnya. Mark, Shane, Kian, Nicky, dan Gillian. Mark adalah sahabatnya yang suka tidur. Shane adalah sahabatnya yang paling pintar masak, karena ia mempunyai sebuah restoran keluarga di pusat kota Sligo. Kian adalah sahabatnya yang paling jago main gitar dan piano. Nicky adalah sahabatnya yang paling banyak akal. Dan Gillian adalah sahabatnya yang paling centil. Mereka semua memberi kejutan ulang tahun kepada Georgina. Hari ini adalah ulang tahun Georgina ke 17.
“Kalian… tega-teganya kalian menyiramku”, ucap Georgina.
            Semuanya terdiam, Georgina yang cerewet ini terus menggerutu karena baju seragam sekolahnya basah. Hingga Gillian pergi meninggalkan Georgina dan empat lainnya.
“Gillian…. Kamu mau kemana?”, teriak Georgina yang melihat Gillian pergi meninggalkannya.
            Georgina masuk ke dalam kelas. Ia membereskan peralatan sekolahnya ke dalam tas. Tak lama setelah Georgina masuk ke dalam kelas. Gillian masuk dengan membawa sebuah kue tart berhiaskan tulisan ‘Happy Sweet Seventeenth Georgina’. Di belakangnya keempat sahabatnya menyanyikan lagu ‘Happy Birthday’ seraya tepuk tangan. Georgina sangat terkejut melihat ke arah sahabatnya. Mereka membentuk sebuah lingkaran untuk mengelilingi Georgina. Gillian menyodorkan kue tart yang dibawanya-nya. Lalu Georgina meniup lilin-lilin kecil yang tersusun rapi di atas kue tart seraya teman-temannya menyanyikan lagu ‘Tiup Lilin’.
“Terimakasih semua. Aku tak menyangka kalian berbuat seperti ini terhadapku. Kalian ingat hari ulang tahunku. Ini adalah momen yang tak terlupakan bagiku”, ucap Georgina.
“Kamu kan sahabat kita.. mana mungkin kita melupakan hari yang bersejarah dalam kehidupan salah satu sahabat kita”, ucap Mark.
            Seperti budaya remaja yang sedang berulang tahun, kue tart yang dibeli mahal-mahal dibuat main. Mark mencolek pipi Gillian dengan krim tart. Mereka saling berbalas-balasan mengoleskan krim ke wajah ke masing-masing lawannya. Tak lama, mereka membersihkan wajah mereka dan segera pulang ke rumah masing-masing.
            Selepas pulang sekolah, seperti biasanya mereka berkumpul di sebuah tempat favorit mereka. Mereka bercengkarama disana. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk bermain petak umpet. Shane mendapat giliran menjaga. Keempat lainnya berpencar menuju ke tempat persembunyiannya masing-masing. Nicky berlari ke arah jalan raya, ia terlalu terburu-buru menyebrang jalan raya sehingga ia tidak melihat keadaan sekitar. Sebuah mobil dengan berkecepatan tinggi mendekat ke arah Nicky.
“Nicky awaaaaaaasss!!!”, teriak Mark, Kian, dan Georgina serempak.
Gillian dengan cepat memejamkankan matanya. Ia tak ingin melihat kejadian buruk itu.
            Belum sempat Nicky menoleh ke arah mereka. Sebuah mobil dengan berkecepatan tinggi itu menghantam tubuh Nicky. Nicky terseret hingga terseret 100 meter dari tempat kejadian. Sopir mobil itu tak menghiraukan kejadian tersebut. Ia kabur dengan tidak ada pertanggung jawaban. Mark, Kian, dan Georgina terkaget melihat kejadian tersebut. Mereka segera berlari ke arah Nicky yang berbaring tak berdaya dengan berlumuran darah dihampir seluruh tubuhnya. Mark segera menelpon polisi. Kian segera menelpon ambulance. Dan Georgina berteriak minta tolong seraya menangis. Hingga beberapa warga sekitar keluar rumah karena mendengar jeritan tangis Georgina.
            Gillian masih berdiri di pinggir jalan dan ia masih memenjamkan matanya. Shane menghampiri dirinya.
“Kamu kena!”, Shane mengagetkan Gillian.
“Kejadian itu tak mungkin terjadi kan?”, tanya Gillian.
“Kejadian apa?”, sepertinya Shane belum mengetahui kejadian yang menimpa Nicky.
Gillian membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat sekelilingnya.
“Mana Kian, Mark, Nicky, dan Georgina?”, tanyanya kepada Shane.
Suara sirine mobil ambulance mulai terdengar. Semakin lama suara itu semakin mendekat. Mobil ambulance melintas di hadapan Shane dan Gillian. Dan berhenti di kerumunan banyak orang. Disambung dengan mobil polisi yang berhenti di belakang ambulance. Gillian terkaget melihatnya.
“Kejadian itu tak mungkin terjadi…”, Gillian berlari ke arah kerumunan banyak orang. Air matanya mulai berjatuhan menghujani pipinya yang sayu merah.
“Gillian, sebenarnya ada apa?”, Shane ikut berlari mengejar Gillian.
            Langkah kaki Gillian berhenti di kerumunan banyak orang, membuat Shane semakin penasaran. Shane menerobos ke kerumunan depan. Ia mendapati teman-temannya yang menangis. Dan melihat seseorang yang tengah dievakuasi oleh petugas ambulance. Seseorang yang tak asing baginya telah berlumuran darah.
“Nicky?”, ucap Shane terkaget.
            Nicky dimasukkan ke dalam ambulance. Mark, Kian, dan Georgina ikut bersama Nicky di ambulance. Mereka segera pergi ke Sligo General Hospital. Sementara itu, Gillian yang terlihat  trauma ikut bersama Shane. Shane membawanya pulang, agar Gillian tidak semakin trauma.
            Mobil ambulance yang membawa Nicky bergerak dengan sangat cepat. Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di depan pintu UGD Sligo General Hospital. Para perawat membantu petugas ambulance memindahkan tubuh Nicky. Nicky segera dilarikan ke ruang UGD. Salah seorang perawat menahan mereka agar tidak masuk ke ruang UGD.
            Satu jam kemudian, Shane datang menghampiri mereka. Georgina langsung memeluk Shane dan menangis di pelukan Shane.
“Mana Gillian?”, tanya Kian.
“Gillian sudah aku antarkan pulang. Sepertinya dia trauma melihat kejadian tadi”, ucap Shane yang tengah di pelukan Georgina.
“Keluarga Nicky telah datang, mereka ada di lobby. Ny. Yvonne tadi sempat pingsan mendengar kejadian yang kita ceritakan”, ucap Mark.
            Belum sempat Shane menjawab perkataan Mark, dokter telah keluar dari ruang UGD. Georgina melepas pelukannya terhadap Shane. Mereka dan keluarga Nicky mengerumuni dokter yang telah mengobati Nicky.
“Bagaimana keadaan anak saya dok?”, ucap Mrs. Yvonne.
“Anak ibu….”, dokter menghentikan perkataannya.
“Anak saya kenapa?”, Mrs. Yvonne menarik-narik jas dokter.
“Anak ibu membutuhkan donor paru-paru segera. Kalau tidak, anak ibu tidak bisa diselamatkan. Paru-paru anak ibu telah rusak akibat hantaman keras dari kecelakaan tersebut”, ucap dokter.
            Dokter pergi meninggalkan mereka. Mrs. Yvonne menangis histeris. Bahkan ia pingsan lagi. Georgina duduk termenung di bangku tunggu. Mata Kian, Mark, dan Shane telah berkaca-kaca setelah mendengar penjelasan dokter tersebut. Tak lama, Georgina pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.
“Kemana Georgina?”, tanya Mark.
            Kian, Mark, dan Shane memutuskan untuk mencari Georgina. Mereka berpencar menemukan Georgina. Sudah lama mereka mencari Georgina, akan tetapi hasilnya nihil. Mereka bertemu di lobby rumah sakit. Alangkah terkejutnya mereka mendapati diri Georgina yang memakai pakaian operasi, memakai topi operasi, dia terbaring di ranjang tindakan, dan ia di dorong oleh 2 orang perawat  yang membawanya menuju ruang operasi. Dari belakang, terlihat dokter yang ikut bersama rombongan Georgina.
Dokter menuju ke arah ruang UGD. Tak lama kemudian, rombongan keluarga Nicky beserta Nicky mendekati ruang operasi. Nicky dimasukkan oleh perawat-perawat ke ruang operasi. Sementara keluarganya menunggu di luar.
“Georgina ngapain di dalam?”, Mark panik.
“Jangan-jangan….”, ucap Shane.
            Tiga jam kemudian, dokter bersama perawat-perawat dengan membawa Nicky dan Georgina keluar dari ruangan operasi. Kian, Shane, dan Mark ikut bersama rombongan Georgina ke kamar perawatan Georgina.
“Dokter…”, panggil Kian. Dokter mendekati Kian.
“Sebenarnya ada apa ini? Mengapa Georgina jadi begini?”, tanya Kian.
“Sahabatmu ini memang luar biasa, ia telah merelakan separuh paru-parunya untuk sahabatmu yang lain. Sahabatmu ini mendesak saya untuk segera mecangkok paru-parunya untuk sahabatmu yang lain. Saya tidak ada pilihan lain, kalau tidak segera dioperasi, sahabatmu yang lain itu tidak akan selamat. Selama ini tidak ada penolakanyang dilakukan tubuh sahabatmu yang lain itu. Sudah ya, saya harus mengecek sahabatmu yang satunya lagi”, Dokter menjelaskan kepada mereka.
“Georgina…”, ucap lirih Shane.
            Mark segera menelpon keluarga Georgina. Tak lama kemudian, keluarga Georgina datang. Shane, Kian, dan Mark menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi. Karena sudah larut malam, Kian, Shane, dan Mark memutuskan untuk pulang.
            Esok paginya, mereka kembali ke rumah sakit. Menjenguk keadaan Georgina yang lemah. Perlahan Georgina mulai ada perkembangan, Georgina mulai bisa membuka matanya.
“Georgina, Georgina.. Kamu kok rela megikhlaskan separuh paru-parumu?”, tanya Kian.
“A… a.. aku ingin melihat Nicky kembali pulih. Bersama kita kembali”, ucap Georgina.
“Kita juga ingin melihat dia pulih, tapi tidak begini caranya”, ucap Shane.
“Lalu dengan cara apa? Kalian tega melihat Nicky sakit parah seperti itu?”, ucap Georgina.
“Enggak tega juga sih”, ucap Shane.
“Jujur aku sangat menyayanginya. Dia laki-laki yang akhir-akhir  ini mengisi kekosongan hatiku. Mungkin banyak cerita mainstream sahabat jadi cinta, tapi itu nyata. Aku telah menjadi bagian dari cerita itu. Aku ingin melihat dia bahagia, aku ingin melihat senyuman termanis darinya, dan aku ingin melewati hari-hari bersamanya lagi. Tapi itu akan mustahil”, Georgina menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Di dunia ini tidak ada yang mustahil. Maksud kamu apa?”, tanya Mark yang memegang erat telapak tangan Georgina yang sangat dingin.
“Aku ingin kalian berjanji kepadaku”, ucap Georgina.
“Janji? Janji apa?”, tanya Mark.
“Aku mau kalian berjanji kepadaku, kalian akan menjaga Nicky. Kalian akan terus bersama-sama, kalian harus tetap kompak, dan satu lagi.. Kalian tidak boleh menangis jika terjadi sesuatu denganku”, Georgina tersenyum dengan indahnya.
“Kami berjanji. Hahaha”, ucap ketiga cowok itu serempak.
            Kian, Shane, dan Mark memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit. Mereka tertawa bersama saat mereka makan. Selepas makan, mereka kembali ke kamar Georgina. Mereka dikejutkan oleh pemandangan yang ia dapati. Keluarga Georgina mengelilingi ranjang Georgina, akan tetapi.. dimana Georgina berada? Yang ada hanyalah sesosok tubuh yang diselimuti kain putih.
“Dimana Georgina?”, Mark bertanya kepada adik Georgina yang bernama Cecelia.
“Kak G… Kak Gina sudah tidak ada di dunia ini. Ini kak Gina”, Cecelia memeluk Mark. Ia menangis dalam pelukan Mark.
            Kian, Shane, dan Mark terkaget mendengar ucapan Cecelia. Yap, Georgina telah menghembuskan nafas terakhirnya saat mereka pergi makan di kantin. Dengan perlahan, Shane membuka kain putih yang menyelimuti tubuh Georgina. Sepasang mata hijau milik Shane tidak dapat menahan air mata. Dia terlihat sangat terpukul. Kian pun tidak kalah kagetnya melihat tubuh yang ada di ranjang itu. Mereka menangisi tubuh Georgina yang sudah tidak bernyawa. Menangisi kepergian Georgina yang tersenyum, ke alam sana. Mereka telah melanggar salah satu janji yang diucapkan Georgina sebelum Georgina pergi yaitu, ‘Kalian tidak boleh menangis jika terjadi sesuatu denganku’.
            Pada siang hari, upacara kematian dimulai. Dimulai dari upacara pelepasan di gereja katholik tempat biasanya Georgina dan keluarganya sembahyang, di sana Kian, Shane, dan Mark menyanyikan sebuah lagu renungan tentang perpisahan. Terakhir, ada upacara pemakaman di makam keluarga besar Ahern dekat pusat kota. Untuk terakhir kalinya mereka melihat Georgina di dunia. Mereka tidak akan bisa menemui Georgina lagi. Suasana menjadi haru saat di pemakaman, Kian menceritakan kisah Georgina se-masa hidupnya di dunia. Bahkan ibu Georgina, Mrs. Mirriam menangis menjerit.
            Selepas upacara pemakaman, Shane, Kian, dan Mark bergerak menuju rumah sakit. Mereka menjenguk Nicky yang terbaring lemah tak berdaya di salah satu ranjang ICCU Sligo General Hospital.
2 bulan kemudian…
            Nicky membuka matanya untuk pertama kalinya setelah kecelakaan tersebut. Saat Nicky bertanya kepada Kian, Shane, dan Mark tentang Georgina, mereka hanya terdiam. Akan tetapi mereka tidak bisa berbohong kepada sahabatnya sendiri.
“Georgina sudah tidak bersama kita lagi, dia sudah pergi ke surga”, ucap Mark kepada Nicky.
“Maksud kalian? Georgina telah…”, mata Nicky mulai berkaca-kaca.
“Ya.. Georgina telah meninggalkan kita semua 2 bulan yang lalu. Tapi dia tidak akan pernah pergi dalam diri kamu”, Shane menjelaskan.
“Tidak akan pernah pergi dalam diriku? Apa yang sebenarnya terjadi?”, tanya Nicky.
“Di dalam tubuh kamu, terdapat separu paru-paru Georgina. Georgina telah memberikan paru-parunya kepada kamu. Georgina masih akan tetap bersamamu Nicky. Tidak bersama kami”, ucap Kian.
Air mata Nicky tidak bisa terbendung lagi, ia menjatuhkan air matanya. Menangisi kepergian Georgina dari dalam hidupnya.
“Aku belum sempat mengucapkan sesuatu untuknya. Aku sangat menyayanginya”, ucap Nicky.
“Georgina juga menyayangimu Nick. Dia lebih sayang kepadamu ketimbang kami bertiga”, ucap Mark.
“Jadi… selama ini?”, Nicky semakin menangis.
            Sebulan telah berlalu, Nicky diperbolehkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang, Nicky menyempatkan menjenguk Georgina di pemakaman. Nicky menangis sejadi-jadinya di sana. Para sahabatnya, tak henti-hentinya mengingatkan Nicky untuk mengikhlaskan kepergian Georgina.

            Georgina telah bersahabat dengan Kian, Shane, Nicky, Mark, dan Gillian semenjak mereka kanak-kanak. Segala kejadian, telah mereka lewati bersama-sama. Hingga pada akhirnya, salah satu dari mereka harus pergi selama-lamanya. Seberkas kenangan itu akan terus tersimpan dalam ingatan mereka dan persahabatan yang terjalin itu akan tetap ada sampai mereka menutup mata mereka terakhir kalinya.

Label:

Seputar TIK : Sistem Komputer

Sistem Komputer

·        Sistem komputer secara umum terdiri atas elemen-elemen yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan tujuan utama dari sistem tersebut.
·        Tujuan utama dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi dengan dukungan elemen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan orang (brainware).

·        Struktur komputer merupakan cara-cara sejumlah elemen saling berhubungan atau terkait.

Label:

Seputar TIK : Definisi Komputer

Definisi Komputer

·        Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon).
·        Menurut Blissmer (1985), komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi
·        Menurut Sanders (1985), komputer adalah sistem elektronik untuk mengolah data dengan cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkan instruksi-instruksi yang telah tersimpan di dalam memori.
·        Disimpulkan bahwa “ komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil pengolahan, serta bekerja secara otomatis”.
·        Tiga istilah penting, yaitu data (input), pengolahan data (proses), dan informasi (output).
·        Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan nama pengolahan data elektronik (PDE) atau elecronic data processing (EDP).
·        Data adalah kumpulan gejala dari suatu fakta, dapat berupa angka-angka, huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari ketiganya.
·        Informasi adalah hasil dari suatu kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih bermakna dari suatu fakta.
·        Pengolahan data elektronik adalah proses manipulasi data menjadi informasi dengan menggunakan suatu alat elektronik yaitu komputer.
·        Dasar ilmu komputer adalah matematika dalam konteks metode analisa, dan engineering (teknik) dalam konteks metode desain.
·        Menurut Computing Sciences Accreditation Board (CSAB), ilmu komputer adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan komputer dan komputasi.
·        Di dalam ilmu komputer terdapat teoritika, eksperimen, dan pendesainan komponen, serta termasuk didalamnya hal-hal yang berhubungan dengan:
1. Teori-teori untuk memahami komputer device, program, dan sistem
2. Eksperimen untuk pengembangan dan pengetesan konsep
3. Metodologi desain, algoritma, dan tool untuk merealisasikannya
4. Metode analisa untuk melakukan pembuktian bahwa realisasi sudah sesuai dengan requirement yang diminta.
a) Pendapat Denning : ”Ilmu Komputer adalah studi sistematik tentang proses algoritmik yang mengjelaskan dan mentrasformasikan informasi: baik itu berhubungan dengan teori-teori, analisa, desain, efisiensi, implementasi, ataupun aplikasi-aplikasi yang ada padanya”.
b) Menyimpulkan dari persamaan pemakaian terminologi dan hakekat makna dalam definisi dari para peneliti di atas, bahwa : Ilmu Komputer adalah ilmu pengetahuan yang berisi tentang teori, metodologi, desain dan implementasi, berhubungan dengan komputasi, komputer, dan algoritmanya dalam konteks perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware).
Ada persepsi yang salah terkait dengan pemahaman Ilmu Komputer. Hal-hal yang diaksud antara lain sebafai berikut.
1.  Ilmu Komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang komputer. Ilmu Komputer bukanlah ilmu yang hanya mempelajari tentang komputer, seperti juga ilmu astronomi yang bukan ilmu tentang teleskop, atau ilmu biologi juga bukan ilmu yang hanya mempelajari tentang mikroskop. Komputer, teleskop dan mikroskop adalah alat dari ilmu, dan bukan ilmu itu sendiri.
2. Ilmu Komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menulis program komputer.
3. Ilmu Komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang pengunaan aplikasi-aplikasi komputer.

Label:

Seputar TIK : Sejarah Komputer

Sejarah Komputer

·        Disiplin ilmu komputer muncul sejak tahun 1940-an
·        Alan Turing dan Kurt Godel, pada tahun 1930-an berhasil memadukan algoritma, logika, dan penghitungan matematika serta merealisasikannya dalam sebuah alat atau rule sistem.
·        Prinsip algoritma yang digunakan diambil dari Ada Lovelace, yang telah dikembangkan 60 tahun sebelumnya.
·        Penemu algoritma adalah seorang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi, seorang ahli matematika dari Uzbekistan yang hidup pada tahun 770-840 masehi.
·        Literatur barat menyebut Al Khwarizmi dengan Algorizm yang kemudian menjadi algoritma.
·        Komputer analog diciptakan oleh Vannevar Bush pada tahun 1920, dan disusul dengan komputer elektronik yang dikembangkan oleh Howard Aiken dan Konrad Zuse tahun 1930.
·        John Von Neumann pada tahun 1945 mendemonstrasikan salah satu karya fenomenalnya, yaitu sebuah arsitektur komputer yang disebut "Von Neumann Machine". Program disimpan pada memori komputer. Arsitektur komputer inilah yang kemudian digunakan oleh pengembang sistem komputer modern sampai sekarang.
·        Tahun 1960 merupakan awal secara formal adanya Ilmu Komputer dan Jurusan Ilmu Komputer pada perguruan tinggi mulai marak dikembangkan.

·        Disiplin ilmu baru tersebut terkenal dengan sebutan Ilmu Komputer (Computer Science), Teknik Komputer (Computer Engineering), Komputing (Computing), atau Informatika (Informatics).

Label:

Seputar TIK : File Manager

File Manager

a.      Pengertian
File manager merupakan salah satu program aplikasi yang ada dalam windows. Program ini dapat digunakan untuk mengelola file dan folder agar pengguna dapat membuat dan menggunakan data dengan mudah, cepat, dan fleksibel.
b.      Cara mengaktifkan File Manager
Ada 2 cara, yaitu:
Cara 1 : double klik icon manager atau
klik Start, pilih program, klik di subprogram file manager
Cara 2 : dari DOS prompt
Ketik C:\windows>winfile<enter>

Pengelolaan File dan Folder
·        Banyak file program yang dibutuhkan pada setiap program aplikasi yang meliputi my computer, my document, internet explorer, recycle bin, new folder, dan lain-lain.
·        Untuk dapat melakukan pengelolaan folder atau sub-folder user tinggal melakukan double click pada icon shortcut.

1.      Menyimpan data
Sistem Windows media penyimpanan data, hard disk mempunyai beberapa folder :
a). Folder My Komputer
Berisi informasi alamat drive dan folder panel control, dan setting printer.
b). Folder My Document
Berisi informasi nama file data.
c). Folder Recycle bin
Berisi informasi file yang telah dibuang/dihapus.
d). Folder Internet Explorer dan Network Neighborhood
Diperlukan bila komputer ingin terhubung dengan internet atau local area network.
2.      Mengubah Folder
Pelacakan file dengan dapat dicari melalui Progam Windows Explorer atau menggunakan File, New Folder untuk Windows 98 maupun Windows XP.
3.      Melacak File
Untuk Windows XP, pelacakan file dapat langsung dilakukan dengan cara meng klik menu start, cari program Windows Explorer yang terdapat dalam menu program atau desktop.
            4.   Membuat Salinan File
Kita juga dapat membuat salinan file, misalnya copy file Simpan.doc di Drive D ke disket di Drive A dengan langkah-langkah:
a). Klik file Simpan.doc
b). Klik icon copy
c). Klik drive 31/2 Floppy (A:)
d). Klik icon Paste
            5.   Memindahkan File
Memindahkan file sama dengan mengcopy, namun waktu mengklik icon copy diganti dengan mengklik icon cut. Tempatkan file yang akan dipindah pada folder maupun drive yang diinginkan.
6.      Menghapus File
·        Untuk menghaspus file klik nama file-nya kemudian klik icon Delete, file akan masuk ke dalam folder Recycle Bin secara otomatis.

·        File dalam Recycle Bin dapat kita hapus dengan cara mengklik nama file atau pilih menu edit kemudian Sellect All, lalu icon Delete, maka file akan terhapus selamanya.

Label: