Rabu, 09 Oktober 2013

Ninda (The Story)

PERMINTAAN YANG AKHIRNYA DIKABULKAN

 Keluarga  Ninda termasuk keluarga yang kaya, papanya yaitu Pak Hendra adalah seorang insinyur terkenal di kotanya. Rumah Ninda yang mewah dan besar terlihat begitu sepi, maklum karena Ninda adalah anak tunggal Pak Hendra dan Bu Hendra. Ninda selalu merasa dimanjakan dengan segala fasilitas mewah yang ada di rumahnya selain itu Ninda merasa terlalu dimanjakan oleh mama dan papanya. Segala keinginan Ninda yang selalu dipenuhi oleh mama dan papanya membuat Ninda merasa jenuh. Hingga suatu hari, Ninda berpikiran untuk tinggal di asrama Viona yang terkenal akan ketatnya dan disiplinnya peraturan-peraturan di asrama itu. Ninda selalu berpikir di kala menjelang tidurnya tentang orang tuanya yang selalu memanjakannya, sehingga ia sulit untuk belajar mandiri.
Ninda : “Aku terlalu dimanjakan, aku tak bisa terus-terusan hidup dimanjakan seperti ini. Bagaimana aku bisa  mandiri? Tekadku sudah bulat, besok aku akan membujuk mama dan papa mengizinkanku untuk hidup mandiri di asrama sekolah”
**
Pada keesokan harinya…
Papa : “Nindaaaaa makan pagi sudah siap, ayo cepat ke ruang makan”
Mama : “Sayang.. mama sudah buatkan nasi goreng kesukaanmu nak”
Ninda : “Iya, Ninda segera kesana”
Sesampainya di ruang makan, Ninda melihat ke arah meja makan.
Ninda : “Wah nasi goreng sosis bakso” (segera duduk di kursi makan)
Keluarga Ir. Hendra menikmati santapan makan pagi mereka. Sampai beberapa saat kemudian..
Ninda : “Pa, Ma Ninda mau bicara suatu hal penting”
Mama : “Apa itu nak?”
Papa : “Cepat katakan saja Ninda, papa mau berangkat kerja”
Ninda : “Pa, Ma Ninda mau tinggal di asrama sekolah..”
Mama : “Loh kok Ninda mau tinggal disana.. kamu kan punya rumah nak”
Papa : “Papa gak setuju, disana aturannya terlalu ketat Ninda!” (membentak Ninda)
Ninda : “Tapi pa?”
Papa : “Ninda, kamu sudah diberi fasilitas mewah di rumah ini. Semua keinginan kamu bisa mama dan papa kabulkan tapi tidak dengan keinginan ini Ninda. Nanti kamu terlantar disana!”
Ninda : “Pa, mohon izinkan Ninda tinggal sementara waktu di asrama Viona, walaupun asrama itu peraturannya terlalu ketat dan disiplin”
Papa : “Sekali tidak tetap tidak, Ninda!”
Ninda : “Pa, Ninda mau belajar mandiri disana. Ninda mau jadi anak yang mandiri dan disiplin. Disini Ninda terlau dimanjakan, Ninda tidak bisa mandiri disini. Ninda sudah bosan, kehidupan Ninda selalu diatur dan dimanjakan dengan mama dan papa”
Mama : “Kamu anak mama dan papa satu-satunya nak.. Kita tidak tega membiarkan kamu hidup di asrama yang terkenal dengan peraturan yang ketat dan disiplin itu. Kamu harus tetap tinggal disini bersama mama dan papa”
Papa : “Sudah Ninda.. cepat berangkat sekolah!”
Ninda : “Pa, bagaimana keputusannya?”
Papa: (teriak) “Mijo…”
Mijo : (datang ke ruang makan) “Iya tuan”
Papa : “Cepat antarkan Ninda ke sekolah. Sekarang”
Mijo : “Baik tuan, saya akan antarkan non Ninda ke sekolah sekarang. Non Ninda mari non, saya antarkan ke sekolah sekarang”
Ninda : “Iya pak Mijo. Ma, pa Ninda pergi ke sekolah dulu ya.. (berpamitan dengan Mama dan Papa) Assalamualaikum” (Segera pergi ke sekolah dengan diantar oleh pak Mijo)
Mama : (merasa khawatir)  “Bagaimana ini pa? Ninda akan pergi dari rumah ini”
Papa : “Papa juga gak mau Ninda pergi dari rumah ini. Sudahlah ma, masalah ini bisa dibicarakan nanti saja. Papa mau berangkat kerja sekarang”
Mama :”Oh iya pa, mama lupa kalau papa kerja. Ya sudah pa, hati-hati di jalan”
Papa : “Papa pamit ya ma, Assalamualaikum”
Mama : “Waalaikumsalam”
Papa segera pergi ke kantor..
**
Ketika hari mulai sore, Ninda pulang setelah belajar di sekolah.
Ninda : “Assalamualaikum, Ninda pulang ma”
Tante: “Ninda?”
Ninda : “Tante kapan datang?” (Ninda menyalami tante)
Tante : “Tadi siang..”
Ninda : “Inah, Rafif, Michael, Reina, dan Ely gak dibawa kesini tante?
Tante : “Mereka ada di Cimahi, mereka tidak ikut. Mereka kan harus sekolah, Ninda”
Ninda : “Mama sedang  pergi ya tante?”
Tante : ”Iya, kenapa nin?”
Ninda : “Hm.. aku mau cerita sesuatu dengan tante”
Tante : ”Cerita apa, cerita saja nin?”
Ninda : “Ceritanya Ninda mau hidup mandiri tante”
Tante : “Lalu?”
Ninda : “Ninda mau tinggal sementara untuk belajar mandiri di asrama Viona milik sekolah Ninda, akan tetapi tidak dibolehkan dengan mama dan papa”
Tante : “Itu sebetulnya ide bagus Ninda, Ninda sudah bosan hidup terlalu dimanjakan dengan mama dan papa?”
Ninda : “Iya tante, Ninda tidak mau terus-terusan dimanjakan dengan mama dan papa. Tante mau tidak bantu Ninda?”
Tante : “Bantu apa, Ninda?” (Tante penasaran)
Ninda : (dengan wajah memelas) “Mendukung Ninda saat makan malam nanti. Ninda mau mengucapkan niat Ninda lagi, Ninda mau bujuk mama dan papa lagi”
Tante : “Hm baiklah Ninda”
Ninda : (memeluk tante) “Makasih tante”
Tante : “Sama-sama, sayang”
***
Beberapa jam kemudian Pak Hendra pulang ke rumah setelah seharian bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan disusul oleh Bu Hendra yang pulang ke rumah setelah pergi ke rumah temannya. Tak lama setelah Pak Hendra dan Bu Hendra pulang, saatnya waktu makan malam. Dengan wajah tegang, Ninda duduk di kursi makan. Ninda tak sanggup melihat wajah papanya yang kelihatannya masih marah dengan perkataan Ninda tadi pagi. Tante yang duduk di samping Ninda, mencoba untuk menenangkan Ninda.
Tante : “Tenang nin” (ucap lirih kepada Ninda)
Ninda : “Tante… Ninda takut” (merasa takut)
Mama : “Ada apa nak? Kok wajah kamu terlihat ketakutan?” (penasaran)
Ninda : (dengan nada terbata-bata karena merasa takut, mengucapkan sekali lagi niatnya) “Pa, Ma to to tolong izinkan Nin Ninda untuk tinggal se se sementara di asrama Viona”
Papa : (langsung melihat ke arah Ninda dengan wajah marah) “Keputusan papa masih sama!”
Tante : “Izinkan lah kak, Ninda kan hanya tinggal sementara di asrama Viona”
Papa : “Diam kamu, ini masalah keluarga kakak” (bentak)
Mama : “Sudahlah pa, tak ada salahnya kita mengizinkan Ninda tinggal sementara di sana”
Papa : “Loh bukannya tadi mama tidak setuju”
Mama : “Tadi mama sudah memikirkan masalah ini, mama memutuskan begitu pa”
Tante : “Kakak, jika Ninda terus-terusan dimanjakan di rumah ini apakah Ninda saat dewasa nanti bisa hidup mandiri? Tidak kak, Ninda akan menjadi orang manja kak”
Papa : (merenung)
Tante : “Coba kakak pikirkan baik-baik”
Papa : “Baiklah papa akan izinkan Ninda untuk tinggal sementara di asrama Viona, dengan satu syarat”
Tante : “Loh kok ada syaratnya kak?”
Ninda : “Apa syaratnya pa? Insyaallah Ninda akan penuhi syarat itu”
Papa : “Ninda setiap malam minggu maupun hari libur harus pulang ke rumah, tidur di rumah”
Ninda : (wajahnya gembira) “Itu syaratnya pa? Ninda akan penuhi syarat itu pa, makasih pa karena telah mengizinkan Ninda”
Papa : “Sama-sama nak”

Pada keesokan harinya Ninda  diantar oleh mama, papa, dan tantenya ke asrama Viona. Begitulah kisah Ninda yang akhirnya sukses mendapatkan izin dari kedua orang tuanya yang sebelumnya selalu tidak membolehkan Ninda untuk tinggal sementara di asrama milik sekolahnya yaitu asrama Viona. SELESAI

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda