Ninda (The Story)
PERMINTAAN YANG AKHIRNYA DIKABULKAN
Keluarga
Ninda termasuk keluarga yang kaya, papanya yaitu Pak Hendra adalah
seorang insinyur terkenal di kotanya. Rumah Ninda yang mewah dan besar terlihat
begitu sepi, maklum karena Ninda adalah anak tunggal Pak Hendra dan Bu Hendra.
Ninda selalu merasa dimanjakan dengan segala fasilitas mewah yang ada di
rumahnya selain itu Ninda merasa terlalu dimanjakan oleh mama dan papanya.
Segala keinginan Ninda yang selalu dipenuhi oleh mama dan papanya membuat Ninda
merasa jenuh. Hingga suatu hari, Ninda berpikiran untuk tinggal di asrama Viona
yang terkenal akan ketatnya dan disiplinnya peraturan-peraturan di asrama itu.
Ninda selalu berpikir di kala menjelang tidurnya tentang orang tuanya yang
selalu memanjakannya, sehingga ia sulit untuk belajar mandiri.
Ninda : “Aku
terlalu dimanjakan, aku tak bisa terus-terusan hidup dimanjakan seperti ini.
Bagaimana aku bisa mandiri? Tekadku
sudah bulat, besok aku akan membujuk mama dan papa mengizinkanku untuk hidup mandiri
di asrama sekolah”
**
Pada keesokan
harinya…
Papa :
“Nindaaaaa makan pagi sudah siap, ayo cepat ke ruang makan”
Mama :
“Sayang.. mama sudah buatkan nasi goreng kesukaanmu nak”
Ninda :
“Iya, Ninda segera kesana”
Sesampainya
di ruang makan, Ninda melihat ke arah meja makan.
Ninda : “Wah
nasi goreng sosis bakso” (segera duduk di kursi makan)
Keluarga Ir.
Hendra menikmati santapan makan pagi mereka. Sampai beberapa saat kemudian..
Ninda : “Pa,
Ma Ninda mau bicara suatu hal penting”
Mama : “Apa
itu nak?”
Papa :
“Cepat katakan saja Ninda, papa mau berangkat kerja”
Ninda : “Pa,
Ma Ninda mau tinggal di asrama sekolah..”
Mama : “Loh
kok Ninda mau tinggal disana.. kamu kan punya rumah nak”
Papa : “Papa
gak setuju, disana aturannya terlalu ketat Ninda!” (membentak Ninda)
Ninda :
“Tapi pa?”
Papa :
“Ninda, kamu sudah diberi fasilitas mewah di rumah ini. Semua keinginan kamu
bisa mama dan papa kabulkan tapi tidak dengan keinginan ini Ninda. Nanti kamu
terlantar disana!”
Ninda : “Pa,
mohon izinkan Ninda tinggal sementara waktu di asrama Viona, walaupun asrama
itu peraturannya terlalu ketat dan disiplin”
Papa : “Sekali
tidak tetap tidak, Ninda!”
Ninda : “Pa,
Ninda mau belajar mandiri disana. Ninda mau jadi anak yang mandiri dan
disiplin. Disini Ninda terlau dimanjakan, Ninda tidak bisa mandiri disini.
Ninda sudah bosan, kehidupan Ninda selalu diatur dan dimanjakan dengan mama dan
papa”
Mama : “Kamu
anak mama dan papa satu-satunya nak.. Kita tidak tega membiarkan kamu hidup di
asrama yang terkenal dengan peraturan yang ketat dan disiplin itu. Kamu harus
tetap tinggal disini bersama mama dan papa”
Papa :
“Sudah Ninda.. cepat berangkat sekolah!”
Ninda : “Pa,
bagaimana keputusannya?”
Papa:
(teriak) “Mijo…”
Mijo : (datang
ke ruang makan) “Iya tuan”
Papa :
“Cepat antarkan Ninda ke sekolah. Sekarang”
Mijo : “Baik
tuan, saya akan antarkan non Ninda ke sekolah sekarang. Non Ninda mari non,
saya antarkan ke sekolah sekarang”
Ninda : “Iya
pak Mijo. Ma, pa Ninda pergi ke sekolah dulu ya.. (berpamitan dengan Mama dan
Papa) Assalamualaikum” (Segera pergi ke sekolah dengan diantar oleh pak Mijo)
Mama : (merasa
khawatir) “Bagaimana ini pa? Ninda akan
pergi dari rumah ini”
Papa : “Papa
juga gak mau Ninda pergi dari rumah ini. Sudahlah ma, masalah ini bisa
dibicarakan nanti saja. Papa mau berangkat kerja sekarang”
Mama :”Oh
iya pa, mama lupa kalau papa kerja. Ya sudah pa, hati-hati di jalan”
Papa : “Papa
pamit ya ma, Assalamualaikum”
Mama :
“Waalaikumsalam”
Papa segera pergi ke kantor..
Papa segera pergi ke kantor..
**
Ketika hari
mulai sore, Ninda pulang setelah belajar di sekolah.
Ninda :
“Assalamualaikum, Ninda pulang ma”
Tante:
“Ninda?”
Ninda : “Tante
kapan datang?” (Ninda menyalami tante)
Tante :
“Tadi siang..”
Ninda : “Inah,
Rafif, Michael, Reina, dan Ely gak dibawa kesini tante?
Tante :
“Mereka ada di Cimahi, mereka tidak ikut. Mereka kan harus sekolah, Ninda”
Ninda :
“Mama sedang pergi ya tante?”
Tante :
”Iya, kenapa nin?”
Ninda :
“Hm.. aku mau cerita sesuatu dengan tante”
Tante :
”Cerita apa, cerita saja nin?”
Ninda :
“Ceritanya Ninda mau hidup mandiri tante”
Tante :
“Lalu?”
Ninda :
“Ninda mau tinggal sementara untuk belajar mandiri di asrama Viona milik
sekolah Ninda, akan tetapi tidak dibolehkan dengan mama dan papa”
Tante : “Itu
sebetulnya ide bagus Ninda, Ninda sudah bosan hidup terlalu dimanjakan dengan
mama dan papa?”
Ninda : “Iya
tante, Ninda tidak mau terus-terusan dimanjakan dengan mama dan papa. Tante mau
tidak bantu Ninda?”
Tante :
“Bantu apa, Ninda?” (Tante penasaran)
Ninda :
(dengan wajah memelas) “Mendukung Ninda saat makan malam nanti. Ninda mau
mengucapkan niat Ninda lagi, Ninda mau bujuk mama dan papa lagi”
Tante : “Hm
baiklah Ninda”
Ninda :
(memeluk tante) “Makasih tante”
Tante :
“Sama-sama, sayang”
***
Beberapa jam kemudian Pak Hendra pulang ke rumah
setelah seharian bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
dan disusul oleh Bu Hendra yang pulang ke rumah setelah pergi ke rumah
temannya. Tak lama setelah Pak Hendra dan Bu Hendra pulang, saatnya waktu makan
malam. Dengan wajah tegang, Ninda duduk di kursi makan. Ninda tak sanggup
melihat wajah papanya yang kelihatannya masih marah dengan perkataan Ninda tadi
pagi. Tante yang duduk di samping Ninda, mencoba untuk menenangkan Ninda.
Tante :
“Tenang nin” (ucap lirih kepada Ninda)
Ninda :
“Tante… Ninda takut” (merasa takut)
Mama : “Ada
apa nak? Kok wajah kamu terlihat ketakutan?” (penasaran)
Ninda :
(dengan nada terbata-bata karena merasa takut, mengucapkan sekali lagi niatnya)
“Pa, Ma to to tolong izinkan Nin Ninda untuk tinggal se se sementara di asrama
Viona”
Papa :
(langsung melihat ke arah Ninda dengan wajah marah) “Keputusan papa masih sama!”
Tante : “Izinkan
lah kak, Ninda kan hanya tinggal sementara di asrama Viona”
Papa : “Diam
kamu, ini masalah keluarga kakak” (bentak)
Mama :
“Sudahlah pa, tak ada salahnya kita mengizinkan Ninda tinggal sementara di
sana”
Papa : “Loh
bukannya tadi mama tidak setuju”
Mama : “Tadi
mama sudah memikirkan masalah ini, mama memutuskan begitu pa”
Tante :
“Kakak, jika Ninda terus-terusan dimanjakan di rumah ini apakah Ninda saat
dewasa nanti bisa hidup mandiri? Tidak kak, Ninda akan menjadi orang manja kak”
Papa :
(merenung)
Tante :
“Coba kakak pikirkan baik-baik”
Papa :
“Baiklah papa akan izinkan Ninda untuk tinggal sementara di asrama Viona,
dengan satu syarat”
Tante : “Loh
kok ada syaratnya kak?”
Ninda : “Apa
syaratnya pa? Insyaallah Ninda akan penuhi syarat itu”
Papa : “Ninda
setiap malam minggu maupun hari libur harus pulang ke rumah, tidur di rumah”
Ninda :
(wajahnya gembira) “Itu syaratnya pa? Ninda akan penuhi syarat itu pa, makasih
pa karena telah mengizinkan Ninda”
Papa :
“Sama-sama nak”
Pada
keesokan harinya Ninda diantar oleh
mama, papa, dan tantenya ke asrama Viona. Begitulah kisah Ninda yang akhirnya
sukses mendapatkan izin dari kedua orang tuanya yang sebelumnya selalu tidak
membolehkan Ninda untuk tinggal sementara di asrama milik sekolahnya yaitu
asrama Viona. SELESAI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda