Minggu, 15 Juli 2018

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen Jatuhnya Seorang Dewa


Jatuhnya Seorang Dewa
·         Tema : Percintaan

·         Latar :
1.     Latar tempat : Ruang tamu
Bukti : Pendeta Ida Pedanda Made Sugriwa mondar-mandir di kamar tamunya
2.     Latar waktu : Sore hari
Bukti : Dalam remang cahaya terakhir penghujung senja itu
3.     Latar suasana : Tegang
Bukti :

·         Tokoh :
1.     Ida Pedanda Made Sugriwa (Pendeta)
2.     Lelaki muda
3.     Anak dari Pelungguh Pedanda

·         Penokohan : Melalui dialog

·         Sudut pandang : orang ketiga

·         Gaya bahasa :

1.      Personifikasi :
-          Gigi palsunya menggigit-gigit cangklong yang tidak lagi berasap itu
-          Asap tembakau yang mengalir dari kedua terowongan hidungnya

2.        Asosiasi
-       Hidungnya besar seperti cangklong hitam itu
-       Berjanggut seperti kwas cat

·         Alur :
Permulaan
Kedatangan seorang lelaki muda menemui Pendeta
Bukti :
Seorang lelaki muda belum tiga puluh tahun, berjanggut seperti kwas cat, berkain batik,  berselampai di bawah baju tetoronnya, duduk bersila dalam jarak beberapa meter kemudian membentangkan maksud kedatangannya mengahadap, setengah jam yang baru lewat.

Pertikaian :
            Sang Pendeta diminta untuk menikahkan dua orang yang berbeda kasta.
Bukti : Senja itu ia dihadapkan pada suatu problim : diminta mengesyahkan perkawinan dimana kedua mempelai berlainan kasta.
Pertikaian mulai memanas :
            Terjadi adu argumen antara Pendeta dan lelaki itu. Sang lelaki tetap dengan pendiriannya ingin menikahkan adiknya itu. Namun sang pendeta tidak mau menikahkannya
Bukti :
“Tapi ... maaf Pelungguh Pedanda ... cinta telah menyatukan mereka ... dan saya kira persoalanya telah terlanjur menjadi suatu yang fait-accompli, sudah berupa kenyataan yang tak bisa ditolak... “
“Saya tahu ... tapi saya sebagai seorang Brahmana tidak bisa menerima soal itu!”

Klimaks :
            Sang Pendeta tidak mau datang dan mengesahkan perkawinan itu dikarenakan kasta yang berbeda antara pengantin pria dan pengantin wanita
Bukti : “Saya tidak mau berdebat. Cobalah hubungi pendeta lainnya!” kata-katanya seolah meniti tangkai cangklong

Anti klimaks
Sang tamu kecewa terhadap sikap pendeta, kemudian ia pamit pulang
Bukti :
Sang tamu menjadi kecewa dan akhirnya penasaran. “Saya tak bermaksut berdebat. Maaf Pelungguh Pedanda ... Saya kemari sebetulnya untuk menemui seorang pendeta ... Tidak untuk berjumpa dengan seorang Brahmana sebagai pribadi yang tidak mau berdebat! ... Saya mohon permisi.”

Ending
Akhirnya Pendeta bersedia untuk datang dan mengesahkan perkawinan itu.
Bukti :
“Kabarkan padanya bahwa aku bersedia datang untuk mengesyahkan perkawinan itu nanti,” perintahnya kepada pelayan lelaki yang disuruhnya malam itu juga pergi ke rumah lelaki berjanggut seperti kwas cat itu.

·         Amanat :

·         Teknik bercerita : Epik, Lirik, Dramatik

·         Diksi :
-          Brahmana
-          Ksatria
-          Cangklong


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda