Contoh Penilaian Buku Non Fiksi
LAPORAN PENILAIAN BUKU NON FIKSI
Oleh
ELYSSA RIDHANINGRUM
XII MIPA 4 / 16
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 YOGYAKARTA
2018
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia
Dini
Identitas Buku
Judul Buku : Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini
Pengarang : Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
ISBN : -
Tahun Terbit : 2007
Halaman : 156 halaman
Penerbit : Badan Narkotika Nasional, Jakarta
|
Di Indonesia masih terdapat kasus
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja atau anak-anak yang masih di bawah
umur. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan bahwa mereka (remaja) yang
beresiko terjerumus dalam masalah narkoba adalah anak yang terlahir dari
keluarga yang memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga, dibesarkan dari
keluarga yang broken home atau
memiliki masalah perceraian, sedang mengalami stress atau depresi, memiliki
pribadi yang tidak stabil atau mudah terpengaruh, merasa tidak memiliki teman
atau salah daalam pergaulan. Oleh karena itu, peran orang tua sebagai mitra
Badan Narkotika Nasional dalam menciptakan generasi yang bebas dari
penyalahgunaan narkoba tidak dapat diabaikan lagi. Sehingga, buku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia
Dini diharapkan sebagai pedoman bagi para orang tua dalam mewujudkan
keterbebasan anak dari penyalahgunaan narkoba.
Buku ini terdiri dari sepuluh bagian. Secara
umum sepuluh bagian tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a. Bagian 1 (Sejak Dalam Kandungan Ibu)
Pada bagian pertama ini berisikan tentang
hal-hal yang harus dipenuhi dalam proses mengandung. Hal-hal yang harus
dipenuhi tersebut disebut dengan gizi utama. Terdapat tiga gizi utama yang
perlu diperhatikan calon ibu ketika sedang mengandung calon bayinya, yaitu :
1. Gizi Fisik
Gizi fisik sangat diperlukan bagi calon ibu yang sedang
mengandung (terutama protein, zat putih telur, zat kapur, zat besi, dan hidrat
arang). Jika ibu hamil kekurangan gizi dapat mengakibatkan kematian ibu,
keracunan hamil toksemia, keguguran, bayi lahir mati, atau berat badan bayi
lahir sangat rendah.
2. Gizi Jiwa (Psikis)
Janin mempunyai kemampuan menangkap secara psikis melalui
syaraf dan ototnya. Jika ibu secara psikis banyak mengalami tekanan, maka gizi
psikis bayi pun terancam.
3. Gizi Spiritual (Roh)
Kebiasaan ibu memberikan gizi spiritual kepada calon
bayinya akan mengeksplorasi keagamaan bayi untuk dekat dengan Tuhannya. Bayi
akan tumbuh dengan rasa keTuhanan yang kuat. Mereka tidak akan mudah
terpengaruh oleh kejahatan yang ditawarkan di dalam dunia, termasuk
penyalahgunaan narkoba.
b. Bagian 2 (Pentingnya Pendidikan Keluarga)
Pada bagian kedua ini berisikan tentang hal-hal
mengenai pendidikan keluarga. Dalam menjalani program pendidikan keluarga,
peran ayah dan ibu sebagai orang tua sangatlah penting. Apalagi dalam lima
tahun pertama anak yang terbagi menjadi tiga fase yaitu fase oral (0-1 tahun),
fase anal (1-3 tahun), dan fase falik (3-5 tahun). Untuk menjadikan pendidikan
di lingkungan keluarga lebih efektif, ada baiknya orang tua meninjau
kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam mendidik anak-anaknya.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yaitu kesalahan konseptual (salah
mengerti tentang dasar-dasar pendidikan), kesalahan teknis (salah menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari), dan kesalahan yang melekat pada pribadi orang tua
itu sendiri.
c. Bagian 3 (Pengetahuan Orang Tua tentang Bahaya Narkoba)
Pada bagian ketiga ini berisikan tentang
hal-hal mengenai narkoba dan jenisnya. Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan
Bahan Adiktif lainnya) adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan
jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh terutama
tentang kerja otak, dan sering menyebabkan ketergantungan. Narkoba yang sering
disalahgunakan adalah jenis opioida, ganja, kokain, amfetamin, alkohol,
halusinogen, sedativa & hipnotika, solven & inhalans, dan nikotin.
d. Bagian 4 (Pendidikan Pencegahan Menurut Usia Anak)
Pada bagian keempat ini berisikan tentang
hal-hal mengenai pola pendidikan kepada anak menurut tingkatan usia anak.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan oleh orang tua sejak dini
melalui pesan-pesan efektif (disesuaikan dengan tingkatan usia anak) dan
tingkat pengetahuan orang tua yang cukup tentang narkoba. Usia balita adalah
usia yang sangat menentukan dalam perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu,
perhatian khusus perlu diberikan kepada anak usia balita terutama dengan
pemberian kasih sayang, perhatian, dan bimbingan kepada anak. Selanjutnya
pendidikan pencegahan dilakukan dengan kebutuhan perkembangan anak, minat, daya
tangkap, dan potensinya (sesuai dengan usia anak).
e. Bagian 5 (Membentuk Kepribadian Anak)
Pada bagian kelima ini berisikan tentang
hal-hal mengenai perkembangan pola kepribadian anak. Perkembangan pola
kepribadian sangat erat hubungannya dengan kematangan ciri fisik dan mental
yang merupakan unsur bawaan anak, seperti bentuk dan intelegensi. Orang tua
perlu menumbuhkan rasa percaya diri pada anak agar anak mampu memberi
penghargaan pada dirinya sendiri. Sehinga anak tidak akan mengalami kesulitan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga, anak memiliki tujuan hidup
yang jelas dan tahu apa yang harus diperbuatnya untuk mencapai tujua hidupnya
tersebut. Dengan kata lain, anak mampu membangun self esteem-na secara positif.
Jika anak telah mampu mengembangkan self esteem-nya, berarti anak berhasil
membina ketahanan diri dan ketrampilan menolak (refusal skill) terhadap bahaya narkoba.
f. Bagian 6 (Pribadi Anak yang Rentan Terhadap Narkoba)
Pada bagian keenam ini berisikan tentang
hal-hal mengenai kepribadian anak yang masih rentan terhadap narkoba. Kepribadian
tersebut dapat dibentuk ketika anak berusia remaja yang saat itu sedang
gencar-gencarnya mencari identitas dirinya. Ketika mereka tidak dapat menemukan
identitas dirinya maka ia akan mengalami krisis identitas diri. Seorang remaja
yang mengalami krisis identitas diri, memiliki masalah dalam mengendalikan
luapan emosi. Dia kesulitan menempatkan diri ketika berinteraksi dengan teman
sebaya. Akibat tidak mampu menerima kenyataan tersebut, membuat dia melakukan
tindakan-tindakan destruktif seperti: bolos sekolah, minder, senang berkelahi,
mengurung diri, menyalahgunakan narkoba, dan sebagainya. Apabila anak remaja
ini tidak mampu mengatasi masalah krisis identitas dirinya, maka dia akan mudah
terjebak dalam perkembangan kepribadian yang lemah dan sangat rentan terhadap
penyalahgunaan narkoba. Pada saat tersebut, orang tua sangat dituntut untuk
menyadari dan membimbing anaknya agar tidak terjerumus ke dalam narkoba.
g. Bagian 7 (Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak)
Pada bagian ketujuh ini berisikan tentang
hal-hal yang diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Perkembangan percaya
diri anak sangat tergantung dari pematangan pengalaman anak. Semakin banyak
pengalaman dan pengetahuan anak, maka persepsi diri anak terhadap konsep
percaya diri akan berkembang ke arah yang positif dan produktif. Cara untuk
menumbuhkan rasa percaya diri anak dapat dilakukan hal sebagai berikut, yaitu:
jangan bertindak kasar atau memaksakan pemikiran atau kehendak, lakukan
pendekatan kasih sayang pada anak, sentuhlah titik peka anak, dan tanamkan sikap
optimisme pada anak.
h. Bagian 8 (Membantu Anak yang Mudah Dilanda Depresi)
Pada bagian kedelapan ini berisikan tentang hal
mengenai depresi pada anak. Depresi pada anak muncul karena bertumpuknya
masalah sehari-hari atau anak mengalami suatu kejadian yang membuatnya trauma.
Sementara itu, masalah penolakan yang dirasakan anak akibat perlakuan orang
tua, saudara, atau teman, maupun lingkungan pergaulannya membuat diri anak
merasa tak berarti apa-apa. Penghayatan dari ketidakberdayaan anak inilah yang
menyebabkannya menjadi tertekan dan depresi. Anak yang mengalami perasaan
tertekan ini tak mampu mencari penyelesaian terhadap masalah yang
menghimpitnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam masalah ini. Orang tua
perlu mengenali anaknya serta mencoba untuk mennyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh anaknya. Dekati dengan penuh kasih sayang dan buatlah anak
menjadi merasa lebih aman dan nyaman.
i.
Bagian 9 (Jika Anak Menyalahgunakan Narkoba)
Pada bagian kesembilan ini berisikan tentang
hal-hal menyangkut pasca anak menyalahgunakan narkoba. Ketika orang tua
mengetahui anaknya menyalahgunaan narkoba, orang tua tidak boleh memarahi dan
menghakimi anak. Orang tua perlu berkonsultasi dengan tenaga profesi atau
konselor adiksi. Hubungi pusat terapi dan rehabilitasi atau konselor adiksi
yang bekerja di masyarakat. Dari langkah yang diambil oleh konselor, maka dapat
diketahui anak telah mencapai tahap apa dalam menyalahgunakan narkoba. Jika
anak belum mencapai tahap ketergantungan, anak tidak perlu dirawat namun ia harus
sepakat dengan perjanjian yang dibuat oleh orang tua dan sepakat tidak akan
pernah mengulangi perbuatannya tersebut.
j.
Bagian 10 (Jika Anak Harus Dirawat)
Pada bagian kesepuluh ini berisikan tentang hal-hal
setelah anak dinyatakan ketergantungan kepada narkoba. Orang tua harus dapat
menerima kenyataan atas keadaan anaknya. Jalan yang harus ditempuh adalah
dengan cara merehabilitasi anak di panti rehabilitasi. Akan tetapi tidak semua
pencandu (orang yang ketergantungan) berkeinginan untuk pulih atau berhenti
memakai. Penyalahgunaan narkoba tidak mungkin diberantas sampai habis. Ada
sebagian diantara mereka yang tetap mempertahankan kehidupan sebagai pecandu.
Untuk masalah seperti itu terdapat suatu program pengurangan dampak buruk
dengan tujuan mencegah meluasnya penularan HIV diantara para pecandu narkoba
dengan jarum suntik.
Setelah
mengetahui uraian penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa buku yang berjudul Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia
Dini ini disajikan dengan menarik dan lengkap. Setiap bagian buku disajikan
secara runtut dari hal yang kecil sampai yang besar dan setiap babnya diuraikan
pemecahan masalah yang menjadi topik masalah di bab tersebut. Pemecahan masalah
tersebut disajikan dengan langkah-langkah yang jelas dan sistematis. Dari segi
kebahasaan, buku ini dinilai sudah baik. Uraian bacaan disajikan secara jelas,
informatif, dan detail. Tata bahasa dalam buku ini tidak membingungkan sehingga
memudahkan para pembaca memahami isi dari buku. Selain itu, buku ini dilengkapi
dengan gambar-gambar full colour berkaitan
dengan topik masalah. Secara fisik, tampilan cover buku begitu sederhana namun keunggulannya menggunakan hardcover dan kertas yang digunakan
berupa kertas majalah yang menjadikan buku terlihat lebih elegan. Buku ini
dipercantik dengan adanya pembatas buku yang tertempel sehingga memberikan
kesan yang menarik dan memudahkan pembaca dalam menjedakan bacaannya.
Terlepas
dari kelebihan yang ada, buku ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
tersebut yaitu terdapat beberapa kosa kata yang sulit dimengerti, namun buku
ini tidak dilengkapi dengan penjelasan kosa kata (glosarium) di bagian belakang
buku. Walaupun memiliki kelemahan, secara keseluruhan buku ini layak untuk
diedarkan ke publik. Buku ini direkomendasikan untuk para orang tua sebagai
bacaan atau bahan untuk mendidik dan mencegah anak dari penyalahgunaan narkoba.
Selain itu, buku ini dapat dibaca untuk umum karena sarat akan informasi
tentang penyalahgunaan narkoba.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda