Minggu, 15 Juli 2018

Contoh Penilaian Buku Non Fiksi


LAPORAN PENILAIAN BUKU NON FIKSI

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA SEJAK USIA DINI


Oleh
ELYSSA RIDHANINGRUM
XII MIPA 4 / 16

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 YOGYAKARTA
2018


Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Identitas Buku
Judul Buku      : Pencegahan     Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini
Pengarang       : Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
ISBN               : -
Tahun Terbit    : 2007
Halaman          : 156 halaman
Penerbit           : Badan Narkotika Nasional, Jakarta

Di Indonesia masih terdapat kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja atau anak-anak yang masih di bawah umur. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan bahwa mereka (remaja) yang beresiko terjerumus dalam masalah narkoba adalah anak yang terlahir dari keluarga yang memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga, dibesarkan dari keluarga yang broken home atau memiliki masalah perceraian, sedang mengalami stress atau depresi, memiliki pribadi yang tidak stabil atau mudah terpengaruh, merasa tidak memiliki teman atau salah daalam pergaulan. Oleh karena itu, peran orang tua sebagai mitra Badan Narkotika Nasional dalam menciptakan generasi yang bebas dari penyalahgunaan narkoba tidak dapat diabaikan lagi. Sehingga, buku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini diharapkan sebagai pedoman bagi para orang tua dalam mewujudkan keterbebasan anak dari penyalahgunaan narkoba.
Buku ini terdiri dari sepuluh bagian. Secara umum sepuluh bagian tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a.       Bagian 1 (Sejak Dalam Kandungan Ibu)
Pada bagian pertama ini berisikan tentang hal-hal yang harus dipenuhi dalam proses mengandung. Hal-hal yang harus dipenuhi tersebut disebut dengan gizi utama. Terdapat tiga gizi utama yang perlu diperhatikan calon ibu ketika sedang mengandung calon bayinya, yaitu :
1.      Gizi Fisik
Gizi fisik sangat diperlukan bagi calon ibu yang sedang mengandung (terutama protein, zat putih telur, zat kapur, zat besi, dan hidrat arang). Jika ibu hamil kekurangan gizi dapat mengakibatkan kematian ibu, keracunan hamil toksemia, keguguran, bayi lahir mati, atau berat badan bayi lahir sangat rendah.
2.      Gizi Jiwa (Psikis)
Janin mempunyai kemampuan menangkap secara psikis melalui syaraf dan ototnya. Jika ibu secara psikis banyak mengalami tekanan, maka gizi psikis bayi pun terancam.
3.      Gizi Spiritual (Roh)
Kebiasaan ibu memberikan gizi spiritual kepada calon bayinya akan mengeksplorasi keagamaan bayi untuk dekat dengan Tuhannya. Bayi akan tumbuh dengan rasa keTuhanan yang kuat. Mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh kejahatan yang ditawarkan di dalam dunia, termasuk penyalahgunaan narkoba.
b.      Bagian 2 (Pentingnya Pendidikan Keluarga)
Pada bagian kedua ini berisikan tentang hal-hal mengenai pendidikan keluarga. Dalam menjalani program pendidikan keluarga, peran ayah dan ibu sebagai orang tua sangatlah penting. Apalagi dalam lima tahun pertama anak yang terbagi menjadi tiga fase yaitu fase oral (0-1 tahun), fase anal (1-3 tahun), dan fase falik (3-5 tahun). Untuk menjadikan pendidikan di lingkungan keluarga lebih efektif, ada baiknya orang tua meninjau kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam mendidik anak-anaknya. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yaitu kesalahan konseptual (salah mengerti tentang dasar-dasar pendidikan), kesalahan teknis (salah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari), dan kesalahan yang melekat pada pribadi orang tua itu sendiri.
c.       Bagian 3 (Pengetahuan Orang Tua tentang Bahaya Narkoba)
Pada bagian ketiga ini berisikan tentang hal-hal mengenai narkoba dan jenisnya. Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya) adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh terutama tentang kerja otak, dan sering menyebabkan ketergantungan. Narkoba yang sering disalahgunakan adalah jenis opioida, ganja, kokain, amfetamin, alkohol, halusinogen, sedativa & hipnotika, solven & inhalans, dan nikotin.
d.      Bagian 4 (Pendidikan Pencegahan Menurut Usia Anak)
Pada bagian keempat ini berisikan tentang hal-hal mengenai pola pendidikan kepada anak menurut tingkatan usia anak. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan oleh orang tua sejak dini melalui pesan-pesan efektif (disesuaikan dengan tingkatan usia anak) dan tingkat pengetahuan orang tua yang cukup tentang narkoba. Usia balita adalah usia yang sangat menentukan dalam perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, perhatian khusus perlu diberikan kepada anak usia balita terutama dengan pemberian kasih sayang, perhatian, dan bimbingan kepada anak. Selanjutnya pendidikan pencegahan dilakukan dengan kebutuhan perkembangan anak, minat, daya tangkap, dan potensinya (sesuai dengan usia anak).
e.       Bagian 5 (Membentuk Kepribadian Anak)
Pada bagian kelima ini berisikan tentang hal-hal mengenai perkembangan pola kepribadian anak. Perkembangan pola kepribadian sangat erat hubungannya dengan kematangan ciri fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan anak, seperti bentuk dan intelegensi. Orang tua perlu menumbuhkan rasa percaya diri pada anak agar anak mampu memberi penghargaan pada dirinya sendiri. Sehinga anak tidak akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga, anak memiliki tujuan hidup yang jelas dan tahu apa yang harus diperbuatnya untuk mencapai tujua hidupnya tersebut. Dengan kata lain, anak mampu membangun self esteem-na secara positif. Jika anak telah mampu mengembangkan self esteem-nya, berarti anak berhasil membina ketahanan diri dan ketrampilan menolak (refusal skill) terhadap bahaya narkoba.
f.       Bagian 6 (Pribadi Anak yang Rentan Terhadap Narkoba)
Pada bagian keenam ini berisikan tentang hal-hal mengenai kepribadian anak yang masih rentan terhadap narkoba. Kepribadian tersebut dapat dibentuk ketika anak berusia remaja yang saat itu sedang gencar-gencarnya mencari identitas dirinya. Ketika mereka tidak dapat menemukan identitas dirinya maka ia akan mengalami krisis identitas diri. Seorang remaja yang mengalami krisis identitas diri, memiliki masalah dalam mengendalikan luapan emosi. Dia kesulitan menempatkan diri ketika berinteraksi dengan teman sebaya. Akibat tidak mampu menerima kenyataan tersebut, membuat dia melakukan tindakan-tindakan destruktif seperti: bolos sekolah, minder, senang berkelahi, mengurung diri, menyalahgunakan narkoba, dan sebagainya. Apabila anak remaja ini tidak mampu mengatasi masalah krisis identitas dirinya, maka dia akan mudah terjebak dalam perkembangan kepribadian yang lemah dan sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Pada saat tersebut, orang tua sangat dituntut untuk menyadari dan membimbing anaknya agar tidak terjerumus ke dalam narkoba.
g.      Bagian 7 (Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak)
Pada bagian ketujuh ini berisikan tentang hal-hal yang diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Perkembangan percaya diri anak sangat tergantung dari pematangan pengalaman anak. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan anak, maka persepsi diri anak terhadap konsep percaya diri akan berkembang ke arah yang positif dan produktif. Cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak dapat dilakukan hal sebagai berikut, yaitu: jangan bertindak kasar atau memaksakan pemikiran atau kehendak, lakukan pendekatan kasih sayang pada anak, sentuhlah titik peka anak, dan tanamkan sikap optimisme pada anak.
h.      Bagian 8 (Membantu Anak yang Mudah Dilanda Depresi)
Pada bagian kedelapan ini berisikan tentang hal mengenai depresi pada anak. Depresi pada anak muncul karena bertumpuknya masalah sehari-hari atau anak mengalami suatu kejadian yang membuatnya trauma. Sementara itu, masalah penolakan yang dirasakan anak akibat perlakuan orang tua, saudara, atau teman, maupun lingkungan pergaulannya membuat diri anak merasa tak berarti apa-apa. Penghayatan dari ketidakberdayaan anak inilah yang menyebabkannya menjadi tertekan dan depresi. Anak yang mengalami perasaan tertekan ini tak mampu mencari penyelesaian terhadap masalah yang menghimpitnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam masalah ini. Orang tua perlu mengenali anaknya serta mencoba untuk mennyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anaknya. Dekati dengan penuh kasih sayang dan buatlah anak menjadi merasa lebih aman dan nyaman.
i.        Bagian 9 (Jika Anak Menyalahgunakan Narkoba)
Pada bagian kesembilan ini berisikan tentang hal-hal menyangkut pasca anak menyalahgunakan narkoba. Ketika orang tua mengetahui anaknya menyalahgunaan narkoba, orang tua tidak boleh memarahi dan menghakimi anak. Orang tua perlu berkonsultasi dengan tenaga profesi atau konselor adiksi. Hubungi pusat terapi dan rehabilitasi atau konselor adiksi yang bekerja di masyarakat. Dari langkah yang diambil oleh konselor, maka dapat diketahui anak telah mencapai tahap apa dalam menyalahgunakan narkoba. Jika anak belum mencapai tahap ketergantungan, anak tidak perlu dirawat namun ia harus sepakat dengan perjanjian yang dibuat oleh orang tua dan sepakat tidak akan pernah mengulangi perbuatannya tersebut.
j.        Bagian 10 (Jika Anak Harus Dirawat)
Pada bagian kesepuluh ini berisikan tentang hal-hal setelah anak dinyatakan ketergantungan kepada narkoba. Orang tua harus dapat menerima kenyataan atas keadaan anaknya. Jalan yang harus ditempuh adalah dengan cara merehabilitasi anak di panti rehabilitasi. Akan tetapi tidak semua pencandu (orang yang ketergantungan) berkeinginan untuk pulih atau berhenti memakai. Penyalahgunaan narkoba tidak mungkin diberantas sampai habis. Ada sebagian diantara mereka yang tetap mempertahankan kehidupan sebagai pecandu. Untuk masalah seperti itu terdapat suatu program pengurangan dampak buruk dengan tujuan mencegah meluasnya penularan HIV diantara para pecandu narkoba dengan jarum suntik.
            Setelah mengetahui uraian penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa buku yang berjudul Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini ini disajikan dengan menarik dan lengkap. Setiap bagian buku disajikan secara runtut dari hal yang kecil sampai yang besar dan setiap babnya diuraikan pemecahan masalah yang menjadi topik masalah di bab tersebut. Pemecahan masalah tersebut disajikan dengan langkah-langkah yang jelas dan sistematis. Dari segi kebahasaan, buku ini dinilai sudah baik. Uraian bacaan disajikan secara jelas, informatif, dan detail. Tata bahasa dalam buku ini tidak membingungkan sehingga memudahkan para pembaca memahami isi dari buku. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan gambar-gambar full colour berkaitan dengan topik masalah. Secara fisik, tampilan cover buku begitu sederhana namun keunggulannya menggunakan hardcover dan kertas yang digunakan berupa kertas majalah yang menjadikan buku terlihat lebih elegan. Buku ini dipercantik dengan adanya pembatas buku yang tertempel sehingga memberikan kesan yang menarik dan memudahkan pembaca dalam menjedakan bacaannya.
            Terlepas dari kelebihan yang ada, buku ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu terdapat beberapa kosa kata yang sulit dimengerti, namun buku ini tidak dilengkapi dengan penjelasan kosa kata (glosarium) di bagian belakang buku. Walaupun memiliki kelemahan, secara keseluruhan buku ini layak untuk diedarkan ke publik. Buku ini direkomendasikan untuk para orang tua sebagai bacaan atau bahan untuk mendidik dan mencegah anak dari penyalahgunaan narkoba. Selain itu, buku ini dapat dibaca untuk umum karena sarat akan informasi tentang penyalahgunaan narkoba.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda