Menjadi Pemilih Pemula yang Bijak dalam Pemilu 2019
Indonesia
akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilu pada tahun 2019. Pemilu adalah
salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang
akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak
asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat melalui wakil rakyat yang akan terpilih nantinya oleh pemilih
dalam pemilu tersebut.
Pada Pemilu tahun 2019 nanti
terdapat 196,5 juta orang yang dipastikan memiliki hak pilih. Data pemilih
2019 tersebut terdiri atas pemilih laki-laki 98.657.761 orang dan perempuan
97.887.875 orang. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2019 jumlah pemilih pemula sudah mencapai 60 juta
orang. Pemilih pemula di Indonesia kebanyakan masih berstatus pelajar
dari tingkat SMA dan mahasiswa sehingga permasalahan yang berhubungan dengan
pemula ini perlu dipandang lebih penting. Mereka dianggap paling riskan
terhadap pengaruh-pengaruh negatif menjelang pemilu. Pengaruh negatif tersebut
dapat tersebar melalui banyak media. Salah satunya adalah melalui internet yang
menjadi pusat perhatian para kawula muda khususnya pemilih pemula. Tidak
sedikit berita atau artikel-artikel di internet tersebut memuat konten yang
belum tentu benar adanya.
Hal ini seharusnya
menjadi perhatian khusus dari Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu agar calon
pemilih pemula tidak terombang-ambing dalam menentukan hak pilihnya. Perhatian
khusus tersebut dengan cara melakukan sosialisasi mengenai pemilu. Sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula sangat
diperlukan agar mereka menggunakan hak suara secara tepat dan berkualitas.
Mereka perlu didorong untuk antusias datang ke tempat pemungutan suara guna
memilih partai politik atau calon-calon pemimpin sesuai dengan aspirasinya,
tidak golput atau tidak memberikan suara pada pemilu dan termakan ajakan
politik uang.
Setelah mendapatkan
sosialisasi tersebut, diharapkan pemilih pemula memiliki pemikiran yang logis
dan realistis dalam menentukan sikapnya dalam pemilu. Sehingga mereka tidak
mudah termakan oleh kampanye hitam yang hanya menguntungkan kepentingan
golongan tertentu. Oleh karena itu, dengan pilihan yang bijak, aspirasi para
pemilih pemula dapat tersalurkan menurut hati nuraninya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda