Minggu, 15 Juli 2018

Menjadi Pemilih Pemula yang Bijak dalam Pemilu 2019


Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilu pada tahun 2019. Pemilu adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat melalui wakil rakyat yang akan terpilih nantinya oleh pemilih dalam pemilu tersebut.
Pada Pemilu tahun 2019 nanti terdapat 196,5 juta orang yang dipastikan memiliki hak pilih. Data pemilih 2019 tersebut terdiri atas pemilih laki-laki 98.657.761 orang dan perempuan 97.887.875 orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 jumlah pemilih pemula sudah mencapai 60 juta orang. Pemilih pemula di Indonesia kebanyakan masih berstatus pelajar dari tingkat SMA dan mahasiswa sehingga permasalahan yang berhubungan dengan pemula ini perlu dipandang lebih penting. Mereka dianggap paling riskan terhadap pengaruh-pengaruh negatif menjelang pemilu. Pengaruh negatif tersebut dapat tersebar melalui banyak media. Salah satunya adalah melalui internet yang menjadi pusat perhatian para kawula muda khususnya pemilih pemula. Tidak sedikit berita atau artikel-artikel di internet tersebut memuat konten yang belum tentu benar adanya.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus dari Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu agar calon pemilih pemula tidak terombang-ambing dalam menentukan hak pilihnya. Perhatian khusus tersebut dengan cara melakukan sosialisasi mengenai pemilu. Sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula sangat diperlukan agar mereka menggunakan hak suara secara tepat dan berkualitas. Mereka perlu didorong untuk antusias datang ke tempat pemungutan suara guna memilih partai politik atau calon-calon pemimpin sesuai dengan aspirasinya, tidak golput atau tidak memberikan suara pada pemilu dan termakan ajakan politik uang. 
Setelah mendapatkan sosialisasi tersebut, diharapkan pemilih pemula memiliki pemikiran yang logis dan realistis dalam menentukan sikapnya dalam pemilu. Sehingga mereka tidak mudah termakan oleh kampanye hitam yang hanya menguntungkan kepentingan golongan tertentu. Oleh karena itu, dengan pilihan yang bijak, aspirasi para pemilih pemula dapat tersalurkan menurut hati nuraninya.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda